YOGYA, Jogjaaja.com - Taman Budaya Yogyakarta kembali menghadirkan pameran seni Nandur Srawung. Pameran tahun ini diselenggarakan untuk yang ke sembilan kalinya dengan mengangkat tema Matrix/Mayapada.Kepala TBY, Purwiati menjelaskan, Nandur Srawung sudah menjadi ajang pameran tahunan yang diselenggarakan sejak 2014 lalu. Pada tahun ini acara akan sepenuhnya diselenggarakan di TBY yang akan dimulai pada 16 sampai 22 Oktober mendatang."Total ada sebanyak 200 seniman individual dan kolektif yang berpartisipasi dan 10 asal luar negeri," katanya saat prosesi tumpengan Nandur Srawung, Senin (10/10/2022).Ratusan seniman itu nanti akan menampilkan beragam karya seni mulai dari lukisan, seni kriya, instalasi seni, video dan lain sebagainya. Pengunjung yang akan menikmati bisa datang langsung ke TBY dan gratis."Tahun ini sedikit berbeda dengan sebelumnya yang masih dalam suasana pandemi. Tahun ini kita tidak ada lagi pembatasan namun tetap protokol kesehatan," ungkapnya.Dijelaskan, gagasan pokok pameran ini berangkat dari konsep Matrix dan Mayapada sebagai ajakan untuk melakukan pembacaan atas simulakra (jamak). Gagasan ini diharapkan mampu menjaring banyak kalangan/segmen peserta, dari yang manual sampai digital.Ragam karya yang tampil diharapkan dapat mengakomodasi berbagai metode penciptaan dalam seni rupa kontemporer, seperti seni lukis, grafis, patung, media baru, seni aktivitas, dan lainnya. Seniman melalui karya-karyanya melakukan re-enkripsi (pembacaan ulang atas kode-kode dan simbol) dan interogasi terhadap sistem dan produk seni tradisi.Dalam kaitan dengan penggunaan teknologi media baik dalam persoalan sistem bahasa maupun dalam skala persebaran karya, seni bisa dipakai untuk meretas jaringan yg disediakan oleh teknologi guna menggapai hidup harmoni, yang disediakan oleh memori kolektif (tradisi) sebagai modal sosial dan budaya.Seniman dapat melakukan re-inskripsi (menulis ulang) tradisi dan meretasnya memasuki kehidupan modern di mana manusia harus bersaing dengan mesin cerdas dalam bentuk data yang mereka produksi sendiri sehingga menjadi sebuah realitas.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/50-pelaku-industri-batik-raih-sertifikasi-batik-mark-dari-kemenperin">50 Pelaku Industri Batik Raih Sertifikasi Batik Mark dari Kemenperin</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/tak-tinggalkan-ukm-plaza-malioboro-mall-tawarkan-konsep-baru">Tak Tinggalkan UKM, Plaza Malioboro Mall Tawarkan Konsep Baru</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/tata-intra-v-20-hadir-di-indonesia-berikut-spesifikasinya">Tata Intra V20 Hadir di Indonesia, Berikut Spesifikasinya!</a></li></ul>Kurasi ini juga memberikan peluang bagi munculnya karya-karya dalam perspektif estetika non-binary dan disabilitas yang memiliki sistem kode berbeda dengan cara pandang dominan. (*)

tumpengan.jpeg

rosesi tumpengan pra acara pameran Nandur Srawung yang diselenggarakan di TBY, Senin (10/10/2022).

YOGYA, Jogjaaja.com - Taman Budaya Yogyakarta kembali menghadirkan pameran seni Nandur Srawung. Pameran tahun ini diselenggarakan untuk yang ke sembilan kalinya

200 seniman Ikut Pameran Nandur Srawung di TBY