YOGYA, Jogjaaja.com - Sejumlah depo di Kota Yogyakarta mulai kelabakan menampung sampah yang tak terkelola dan belum bisa diboyong menuju TPA Piyungan.Meski belum sampai meluber hingga jalanan, Pemkot Yogya pun harus memutar otak dan mengatur strategi, agar situasi kedaruratan ini tetap terkendali.Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto mengatakan, selama ini sampah yang belum bisa teralokasi ke TPA, terus diarahkan menuju depo-depo berukuran besar.Ia pun menyebut, beberapa depo yang mulai dipadati timbunan sampah antara lain, Depo Pengok, Karang, Mandala Krida, THR, hingga Tamansari."Depo Pengok dalam posisi bulan September ini sudah hampir mendekati aspal. Sehingga, harus kita lakukan rekayasa dengan menyiagakan 3 kompaktor di sana," katanya, Jumat (22/9/2023).Sugeng menyampaikan, kuota pembuangan sampah 135 ton per hari menuju TPA Piyungan untuk Kota Yogya memang terbilang belum memadahi.Pasalnya, dengan alokasi yang sangat terbatas itu, masih ada sekitar 40 ton limbah di wilayahnya yang urung terkelola setiap harinya, sehingga harus dialihkan sementara ke depo."Ketika kuota ke (TPA) Piyungan 135 ton, berarti ada sisa 40 ton yang tidak terkelola. Itu tersebar di depo-depo dan TPA," terangnya.Sejauh ini, armada pun mulai dikerahkan untuk mengangkut sampah-sampah yang masih menumpuk di depo secara bertahap setiap harinya.Bagaimanapun, kuota pembuangan di depo harus senantiasa tersedia, supaya warga masyarakat bisa membuang limbah di tempatnya dan tidak begitu saja 'war-wer' di pinggiran jalan."Diupayakan ada keteraturan (pengangkutan), meski hanya 4 ton 4 ton 4 ton, tapi paling tidak mengurangi. Diambil satu truk demi satu truk, ini mempengaruhi psikologis warga sekitar," katanya.Namun demikian, fenomena tersebut menjadi pelecut baginya untuk terus menggencarkan gerakan zero sampah anorganik dan Mbah Dirjo (Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja).Sehingga, sisa sampah yang tidak terkelola bisa semakin tereduksi, seiring peningkatan upaya pengelolaan limbah di level hulu."Jadi, yang harus kita kejar sekarang adalah pengurangan sampah dari sumbernya lewat program Mbah Dirjo itu," ungkapnya.Pasalnya, jikalau terus berharap penambahan kuota pembuangan menuju TPA Piyungan, maka program-program penanganan di level hulu dikhawatirkan malah tidak berkembang.Menurutnya, situasi saat ini seharusnya bisa diantisipasi jika masyarakat tertib mengelola dan mengolah sampahnya masing-masing."Karena kalau kita berharap penambahan kuota di TPA Piyungan, maka yang terjadi malah gerakan Mbah Dirjo tidak akan terkejar," cetusnya. (Anz)&nbsp;

Buang Sampah Sembarangan, Warga Semarang Bisa Dihukum 3 Bulan Kurungan atau Denda Rp50 Juta

sampahbaru.jpeg

YOGYA, Jogjaaja.com - Sejumlah depo di Kota Yogyakarta mulai kelabakan menampung sampah yang tak terkelola dan belum bisa diboyong menuju TPA Piyungan.Meski bel

40 Ton Sampah Per Hari Tak Terkelola, Depo di Kota Yogya Mulai Overload