YOGYA, Jogjaaja.com - Menjelang akhir tahun 2023, permasalahan narkotika masih menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Dari hari ke hari, banyak ditemui permasalahan baru di lapangan mulai dari munculnya narkoba jenis baru yang dikemas dalam berbagai bentuk; beragam modus operandi penyelundupan maupun peredaran narkoba; hingga ancaman kesehatan, keselamatan maupun kesejahteraan akibat perilaku penyalahgunaan narkoba.Untuk itu, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY terus berupaya bahu membahu untuk berkontribusi dalam program pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, maupun pemberantasan peredaran narkoba di DIY dan sekitarnya.Kepala BNNP DIY Andi Fairan menjelaskan, pada 2023 pihaknya sudah melaksanakan banyak program berupa pencegahan dan pemberdayaan masyarakat maupun rehabilitasi. Program rehabilitasi masyarakat yang mengakses layanan rehabilitasi milik BNN sejumlah 332 klien dan mendapat layanan pascarehabilitasi sejumlah 172 orang."BNN juga memiliki program rehabilitasi yang dilaksanakan di masyarakat atau disebut Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) yang sudah dilaksanakan di enam kelurahan rawan narkoba di wilayah DIY dengan jumlah klien 43 orang dan 42 Petugas Agen Pemulihan. Selain rehabilitasi narkoba, klinik BNN di wilayah DIY juga menyediakan layanan pembuatan Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Narkotika (SKHPN) yang telah diakses sebanyak 584 kali selama tahun 2023," ujarnya, Jumat (29/12/2023).Pada tahun 2023, orang yang telah mengakses layanan rehabilitasi sejumlah 973 klien, baik di lembaga rehabilitasi milik BNN maupun mitra BNN yang tersebar di seluruh wilayah DIY. Masyarakat yang telah mengakses rehabilitasi sejumlah 907 laki-laki dan 66 perempuan dengan rentang usia &lt;18 tahun sejumlah 23 orang, 18-40 sejumlah 782 orang dan &gt;40 sejumlah 168 orang.Dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten BNNP DIY telah melaksanakan peningkatan kompetensi melalui Universal Treatment Curiculum (UTC) 4 dan 7 tentang Konseling Adiksi dan Intervensi Krisis yang dihadiri oleh 28 petugas rehabilitasi dari 4 Rumah Sakit, 4 puskesmas, dan 9 lembaga rehabilitasi komponen masyarakat."Selain itu, sebagai upaya peningkatan kualitas layanan rehabilitasi dilaksanakan juga bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi dengan tujuan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di 19 lembaga milik BNN dan mitra BNN di wilayah DIY. Setelah dilaksanakan bimbingan teknis dan evaluasi, terdapat dua (2) lembaga yang memenuhi SPM dengan nilai minimal 75," jelasnya.Dalam menjamin mutu layanan rehabilitasi, BNN di Wilayah D.I.Yogyakarta melakukan survey kepuasan masyarakat layanan rehabilitasi dengan skor 3,86 dalam kategori sangat baik. Selain itu, BNN di Wilayah D.I.Yogyakarta juga melakukan pengukuran Indeks Kapabilitas Rehabilitasi (IKR) yang merupakan pengukuran representatif untuk pemetaan/potret atas kapabilitas/kemampuan Lembaga Rehabilitasi.Kapabilitas rehabilitasi ini mencakup lima indikator utama, yaitu ketersediaan, aksesibilitas, akseptabilitas, kualitas, kontinuitas. IKR BNN Wilayah D.I.Yogyakarta mencapai skor 3,82 (skala 4) atau setara dengan nilai 95, 50 (skala 100) dengan kategori A- optimal," pungkasnya. (Anz) &nbsp;

bnnp.jpeg

YOGYA, Jogjaaja.com - Menjelang akhir tahun 2023, permasalahan narkotika masih menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesi

973 Klien Akses Layanan Rehabilitasi BNNP DIY di Tahun 2023