Homelogo-ta

kuliner tradisional

Adrem Alias ‘Tolpit’, Kuliner ‘Jorok’ Khas Bantul Tapi Disukai Banyak Orang

BANTUL, Jogjaaja.com - Kalian penah mencicipi makanan bernama ‘tolpit’? Namanya terkesan nyeleneh, vulgar, dan jorok. Ada alasankenapa makanan ini diberi nama ‘tolpit’. Konon karena bentuknya unik dan disebut mirip bagian dari alat kelamin laki-laki yang terjepit.

Namun ada nama lain dari kudapan ini yang lebih sopan, yaitu adrem. Adrem banyak ditemukan di pedukuhan Piring II, Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak heran jika daerah ini mendapat julukan Kampung Adrem.

Di pedukuhan Piring II ini terdapat empat penjual adrem yang tergabung dalam Paguyuban Adrem Mawar Merah, salah satunya adalah Kisminah. Kisminah mulai menjual adrem sejak tahun 2015. Menurut wanita yang akrab disapa Mbak Kis ini, dirinya mulai membuat adrem untuk untuk melestarikan makanan tradisional di wilayahnya.

“Adrem adalah salah satu makanan jaman dahulu yang dibuat oleh nenek moyang kita. Kebetulan salah satu makanan unggulan di Dusun Piring. Waktu itu ada pelatihan dari Pemerintah Desa untuk mewujudkan satu unggulan. Kebetulan kami memilih adrem,” ujar Mbak Kis, saat dikunjungi Jogjaaja.com pekan lalu.

Adrem terbuat dari tepung beras, tepung terigu, kelapa, gula jawa, dan garam. Untuk membuat adrem, langkah pertama adalah mencairkan lebih dulu gula Jawa. Selanjutnya masukkan kelapa parut, gula pasir, dan garam. Aduk sampai mencair semua. Setelah itu, tuangkan ke dalam ember yang berisi tepung beras dan tepung terigu, lalu aduk sampai merata. 

Proses terakhir adalah menggoreng adonan yang sudah merata. Agar bentuknya terlihat unik, adrem diangkat dengan cara menjepitnya menggunakan sumpit.

Adrem buatan Mbak Kis, memiliki beberapa varian. Ada varian original, strawberry, melon, dan durian. Dalam sehari, mbak kis bisa memproduksi 10 kilogram tepung beras. Angka tersebut bisa menghasilkan sekitar 600 biji adrem.

Rasa adrem yang manis gurih disukai banyak orang. Tak jarang mereka sengaja menyempatkan diri ke Kampung Adrem hanya demi berburu adrem.

Contohnya adalah Indriyanto yang rela menempuh perjalanan sejauh 17 kilometer untuk memesan 10 box adrem. Adrem tersebut akan dibawa Indriyanto ke Tangerang sebagai oleh-oleh khas Bantul.

“Saya tertarik dengan adrem di Dusun Piring II ini karena produknya merupakan produk lokal dan dibuat oleh ibu-ibu asli Dusun Piring II. Kemudian yang menggelitik ada istilah ‘tolpit’ untuk menyebut adrem ini. Bahkan kini adrem dikenal sebagai makanan khas Bantul,” ujar Indriyanto yang pernah menjabat sebagai camat di beberapa kecamatan di Bantul.

Untuk bisa menikmati cita rasa adrem yang manis dan gurih,  anda tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Per biji adrem dibanderol dengan harga Rp1.000.

Nah, buat yang penasaran dengan rasa khas adrem, Anda bisa berkunjung langsung ke Kampung Adrem. Di sini, Anda bisa membeli berbagai macam varian adrem yang bisa Anda nikmati bersama keluarga. (*)

 

 

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...