YOGYA, Jogjaaja.com - Masa darurat sampah di wilayah Yogyakarta masih akan berlangsung sampai dengan awal September mendatang. Sampai saat itu masyarakat tidak diperbolehkan membuang sampah ke TPA Piyungan, dampaknya pun beragam dan jadi persoalan yang serius.Pemerintah pun telah menggalakkan berbagai cara untuk menangani persoalan itu. Salah satu di antaranya yakni dengan program pengolahan biopori sampah rumah tangga organik. Namun untuk sampah jenis residu masyarakat masih membuangnya sembarangan. &nbsp;Perkumpulan Konsultan Hukum, Pertanahan, Konstruksi dan Properti Yogyakarta pun mengenalkan alat pembakar sampah untuk mengatasi sampah residu di wilayah setempat. Alat itu diklaim efektif untuk mengatasi persoalan sampah di Yogyakarta.Perancang alat tersebut Dadang Suryana menjelaskan, ia terinspirasi dari mesin pabrik tebu saat membuat alat itu. Pabrik tebu diketahui menggunakan sampah dan ampas dari tanaman itu untuk mengolah produknya. Pada alat ini juga tidak menggunakan bantuan apapun dalam membakar sampah. Pembakaran hanya menggunakan sampah yang sudah tidak berguna."Direkomendasikan bahwa sampah yang dibakar benar-benar sampah residu dan harus ditekan lebih dulu sebelum dibakar guna mengurangi kadar airnya," kata dia.Kadar air yang Direkomendasikan dari sampah residu mencapai 40 persen, jika tidak maka akan menimbulkan asap hitam pekat. Dia mengklaim tengah merancang generasi baru dari alat ini yang lebih bagus. Ada tambahan penyaring berupa karbon di bagian belakang alat untuk menyerap asap, sehingga tidak menganggu masyarakat sekitar dan lingkungan."Filter itu juga akan membuat suhu di dalam alat stabil di angka 500-1.000 ° C sehingga asap yang keluar sedikit," ujarnya.Ketua Perkumpulan Konsultan Hukum, Pertanahan, Konstruksi dan Properti Krisna Adimurti mengatakan, alat itu sebenarnya sudah dirancang sejak lama dan baru diperkenalkan kepada masyarakat luas baru-baru ini seiring dengan masalah sampah yang muncul di wilayah Jogja."Dengan alat ini tidak perlu lagi kita pikir buang di mana sampah residu, karena 90 persen jadi abu," katanya, Minggu (13/8/2023).Dia mengklaim, saat ini sedang diajukan pengujian emisi dan abu ke sejumlah instansi terkait untuk melihat sejauh mana efektivitas dan keamanan alat ini bagi lingkungan. Dengan begitu jika telah menenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku bisa disebarluaskan ke sejumlah wilayah.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/51-eksportir-indonesia-hadiri-pameran-expo-indonesia-en-mexico">51 Eksportir Indonesia Hadiri Pameran Expo Indonesia en Mexico</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/gaji-naik-8-kali-lipat-rasmus-hojlund-resmi-gabung-manchester-united">Gaji Naik 8 Kali Lipat, Rasmus Hojlund Resmi Gabung Manchester United</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/palsukan-jumlah-pengguna-investor-go-to-gugat-startup-irl">Palsukan Jumlah Pengguna, Investor GoTo Gugat Startup IRL</a></li></ul>"Kita juga sudah rancang generasi terbaru dari alat ini dengan sistem yang lebih bagus untuk mengurangi asap," ujarnya.

mesin bakare.jpeg

  Foto: Demonstrasi alat pembakar sampah oleh Perkumpulan Konsultan Hukum, Pertanahan, Konstruksi dan Properti pada Minggu (13/8/2023).

YOGYA, Jogjaaja.com - Masa darurat sampah di wilayah Yogyakarta masih akan berlangsung sampai dengan awal September mendatang. Sampai saat itu masyarakat tidak 

Alat Pembakar Sampah Diklaim Jadi Solusi Sampah Residu di Yogyakarta