BANTUL, Jogjaaja.com - Ruruntuk adalah sebuah istilah dalam bahasa Sunda yang merujuk pada kondisi atau keadaan sebuah benda yang dulu pernah memiliki fungsi dan pada saat ini hanya tinggal sisanya.Umumnya kita sering menyebutnya sebagai artifak. Dalam pameran ini Arya ingin menampilkan artifak dari kampung halamannya Jelekong dalam karya yang ia tampilkan dalam pameran tunggal yang digelar di Radbase Foundation, Bangunharjo, Sewon, Bantul.Kurator pameran, Vincent Rumahloine mengatakan, Ruruntuk atau artifak yang Arya maknai dalam pameran tunggalnya kali ini di Redbase tidak hanya terikat dalam bentuk benda tetapi dalam bentuk penggalan-penggalan perilaku yang dilakukan oleh para pelukis di Jelekong. Jelekong sendiri terkenal sebagai kampung pelukis yang letaknya kurang lebih 15 km dari kota Bandung."Kampung ini mulai mengenal tradisi melukis sejak tahun 70an dan terus berkembang menjadi pusat penghasil lukisan. Saat ini terdapat kurang lebih 700 orang pelukis di kampung Jelekong yang masih aktif mencari nafkah melalui melukis," ujarnya Selasa (28/3/2023).Jelekong sendiri berkembang dengan sendirinya tanpa terpengaruh dengan arus utama seni rupa kontemporer di kota Bandung. Para pelukis di Jelekong menciptakan sendiri teknis melukis yang mereka temukan dari hal-hal keseharian mereka selain itu mereka juga menciptakan istilah-istilah yang berhubungan dengan kegiatan melukis yang hanya digunakan di wilayah Jelekong."Hal unik inilah yang membuat Arya ingin tetap membawa indentitasnya sebagai pelukis Jelekong dalam kesempatan pameran tunggalnya kali ini," kata dia.Arya sendiri lahir dan tumbuh dewasa di Jelekong, ia sejak kecil sudah melihat kegiatan melukis melalui keluarganya dan juga disekitarnya. Setelah dewasa Arya pun mulai menjadi pelukis secara autodidak sama seperti kebanyakan pemuda di Jelekong. Sambil menjadi pelukis Arya juga memperhatikan banyaknya praktek-praktek yang tidak sehat dalam bentuk bisnis lukisan di Jelekong."Arya pun memperhatikan hal lain &nbsp;diluar Jelekong dan terus mempertanyakan apakah ada hal lain diluar Jelekong yang membawanya mulai berkenalan dengan seni rupa kontemporer," katanya.Melalui banyak perjalanan yang ia lewati sebagai pelukis autodidak di medan seni rupa kontemporer di Bandung, ia mulai melihat bagaimana posisinya saat ini yang berada di dua medan seni yang berbeda dapat dia tampilkan dalam karya-karyanya dipameran tunggal yang diselenggarakan pada 18-5 Mei 2023 itu."Karya-karya yang dia tampilkan pada pameran ini adalah usahanya agar tetap ada diantara dua medan seni rupa dan mencoba mengambil kekuatan dari keduanya sehingga menghasilkan karya baru yang merupakan perpaduan dari pengamatan Arya tentang penggalan-penggalan perilaku pelukis Jelekong dan pemahamannya tentang bagaimana medium dapat diolah dan merepresentasikan sesuatu yang lebih dalam yang ia temukan di seni rupa kontemporer," jelasnya.Dalam pameran ini Arya mempunyai kesempatan untuk menggabungkan dua dunia yang ia hidupi selama ini. Jika kita lihat dalam karyanya yang menggunakan medium pipa plastik peralon yang dia ambil dari kebiasaan para pelukis Jelekong menggunakan pipa plastic peralon sebagai wadah untuk mengirimkan lukisan yang digulung ke pembeli."Dalam karyanya yang lain kita dapat melihat bagaimana Arya menggunakan kain bekas yang dia ambil dari bagaimana pelukis Jelekong menggunakannya sebagai lap dan juga &nbsp;pengikat lukisan yang akan di bawa ke tengkulak untuk dijual," ucapnya.Memori bagaimana seorang pelukis Jelekong mengikat lukisan dan meletakannya diatas kepala sambil berjalan ke rumah tengkulak dengan sangat bersemangat karena hari itu adalah hari gajian merupakan memori yang sangat penting bagi Arya yang juga adalah seorang pelukis Jelekong."Salah satu teknik yang Arya gunakan adalah teknik cetak yang dia ambil dari bagaimana imaji yang dibuat oleh para pelukis Jelekong datang dari cetakan yang sudah ada didalam kepala mereka masing-masing dan terus direplikasi turun temurun," pungkasnya. (ANZ)

ARYA.jpeg

  Foto: Salah satu karya yang ditampilkan Arya Sudrajat dalam pameran bertajuk Artifacts Ruruntuk yang diselenggarakan pada 18 Maret sampai 5 April di Radbase Foundation, Bangunharjo, Sewon, Bantul.

BANTUL, Jogjaaja.com - Ruruntuk adalah sebuah istilah dalam bahasa Sunda yang merujuk pada kondisi atau keadaan sebuah benda yang dulu pernah memiliki fungsi da

Artifacts Ruruntuk, Sebuah Pameran Tunggal Arya Sudrajat