JOGJA, Jogjaaja.com - Iswandono awalnya tidak suka dengan burung. Tetapi 5 burung perkutut peninggalan ayahnya mengubah segalanya. Ia kemudian mulai menyukai perkutut. Bahkan Iswandono kemudian tertarik untuk budidaya burung.&nbsp;“Jadi saya senang burung ini sejak ayah saya meninggal. Beliau meninggalkan 3 ekor burung perkutut dan 2 ekor tekukur Kelantan. Dari awal ayah meninggal, saya harus memberikan makan dan minum Awalnya saya nggak suka, tapi lama kelamaan karena saya punya tanggung jawab untuk memberi makan burung-burung ini, akhirnya saya mulai suka,” ujar Iswandono.Pria yang bekerja sebagai arsitek ini kemudian belajar untuk mendalami mengenai burung-burung tersebut. Dari hasil belajar tersebut, Iswandono mampu membudidaya burung miliknya hingga berkembang seperti saat ini.&nbsp;“Ada beberapa jenis burung yang saya punya, diantaranya burung perkutut bangkok, perkutut merah, tekukur kelantan, tekukur warna, dan puter pelung. Dari macam-macam jenis yang dikembangbiakkan ini, jenis yang paling diminati sekarang adalah tekukur warna,” katanya.&nbsp;<figure class="media"><oembed url="https://www.youtube.com/watch?v=QocmUa3ABVw"></oembed></figure>Iswandono membudidayakan burung perkutut, tekukur, dan pelung ini di rumahnya, di Kampung Pilahan Kidul RT 41/RW 13, Kelurahan Rejowinangun, Kotagede, DIY. Menurutnya, dari hasil budidaya ini, ia mampu mendapatkan tambahan pemasukan.“Ternyata budidaya burung ini juga bisa menghasilkan. Ya memang pendapatan yang saya peroleh tiap bulan naik turun. Tapi ini sudah cukup lumayan buat saya sekeluarga,” tandasnya.Menurut Iswandono, harga burung ini bervariasi. Sebagai contoh, per pasang tekukur warna bisa mencapai Rp3-4 juta. Tetapi harga tersebut juga tergantung jenis dan kualitasnya.Saat ini, penjualan burung Iswandono merambah hingga keluar Yogyakarta. Lewat penjualan online, Iswandono bisa mengirim burung yang ia budidayakan hingga Bali, Kalimantan, dan Makasar.“Kalau di Bali ini langganan. Di Bali ini, kebanyakan mereka membeli tekukur warna putih. Di sana, tekukur warna putih paling disuka, tapi kurang tau juga kenapa bisa demikian,” pungkasnya. (*)

Iswandono, yang awalnya tak suka burung, kini berhasil menjual burung-burung yang ia budidayakan hingga ke luar Jawa.

budidaya burung 2.PNG

 Iswandono awalnya tidak suka dengan burung. Tetapi 5 burung perkutut peninggalan ayahnya mengubah segalanya. Ia kemudian mulai menyukai perkutut. Bahkan Iswandono kemudian tertarik untuk budidaya burung. 

Awalnya Tak Suka, Iswandono Kini Mampu Jual Burung Hingga Luar Jawa