YOGYA, Jogjaaja.com - Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogya menemukan pasokan cabai impor dari India, yang dijual oleh salah seorang pedagang di Pasar Beringharjo.Meski dari segi harga lebih murah dan punya segmen tertentu, eksekutif tetap melakukan upaya pengecekan lebih lanjut.Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menandaskan, pihaknya mendapati fenomena tersebut saat melakukan pantauan harga beberapa waktu lalu. Ia pun mengakui, pemasok cabai merah kering yang datang dari India itu tidak tercatat alur masuknya."Kita menemukan cabai impor, dan kita lihat catatannya. Ternyata, importir berasal dari Jawa Tengah. Kalau itu dari DIY pasti terpantau, tercatat sama teman-teman di provinsi, sedangkan ini tidak," tandasnya, Jumat (24/6/2022).Meski statusnya legal, pihaknya tetap mengimbau pada pedagang, supaya menahan dulu komoditas tersebut, untuk sementara waktu. Pasalnya, seluruh produk pertanian yang diimpor dari luar negeri, harus dicek standar keamanan pangannya lewat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)."Kita sudah koordinasi Dengan Dinas Pertanian dan Pangan, akan kami bawa sample ke BPOM, guna melihat keamanan pangannya seperti apa. Makanya, sudah kita imbau juga, supaya tidak dijual dulu, ya, sampai memenuhi syarat keamanan pangannya," terang Veronica.Walau begitu, selaras dengan penuturan pedagang yang bersangkutan, cabai impor dari India tersebut memang tak dijual untuk konsumen rumah tangga. Menurutnya, penjual hanya melayani pembelian dalam partai besar, dimana sebagian besarnya adalah Rumah Makan Padang."Kita tanya, katanya, cabai impor ini digunakan oleh Rumah Makan Padang, bukan untuk konsumen lokal. Lagipula, itu lebih murah, cabai merah kering dijual Rp80 ribu per kilo. Kalau cabai basah, bisa sekitar 4 kilo," cetusnya."Tapi, Rumah Makan Padang kan cenderung masakannya olahan, ya, jadi nggak memerlukan cabai yang utuh, karena nggak terlalu kelihatan juga," ungkap Kadisdag.Dijelaskannya, jikalau dilihat dari bentuk dan warna, cabai merah kering impor dari India tersebut memang nyaris tidak ada perbedaan dari produk lokal. Alhasil, ia bisa memahami, para pelaku usaha kuliner lebih menggandrunginya, di tengah peningkatan banderol cabai merah segar.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/ini-dia-pemicu-penularan-wabah-pmk-pada-ternak">Ini Dia Pemicu Penularan Wabah PMK pada Ternak</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/beli-bbm-di-spbu-pakai-my-pertamina-keamanan-terjamin">Beli BBM di SPBU Pakai MyPertamina, Keamanan Terjamin?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/nih-sinopsis-dan-link-nonton-film-horor-the-visit-di-akhir-pekan">Nih, Sinopsis dan Link Nonton Film Horor The Visit di Akhir Pekan</a></li></ul>"Berdasar hasil penelusuran kami, itu cuma ditemukan di Pasar Beringharjo saja. Kami juga belum tahu pasti, berapa jumlahnya. Tapi, kalau dilihat dari karungannya, itu kan ukuran per 10 kilogram," pungkas Veronica. (Anz)&nbsp;

IMG-20220624-WA0024.jpg

Pedagang di Pasar Beringharjo menjajakan cabai di pasar tersebut belum lama ini. (Anz)

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menandaskan, pihaknya mendapati fenomena tersebut saat melakukan pantauan harga beberapa waktu lalu.

Disdag Kota Yogya Temukan Cabai Impor dari India di Pasar Beringharjo