YOGYA, Jogjaja.com - Hampir satu dekade tidak pentas di Yogyakarta, Teater Garasi kembali menghelat pertunjukan “Waktu Batu. Rumah yang Terbakar” dalam rangkaian kegiatan Performa ARTJOG 2023 di JNM Bloc, Yogyakarta.“Waktu Batu. Rumah yang Terbakar” merupakan versi terkini dari proyek panjang Waktu Batu, yang dimulai sejak tahun 2001, dan sepanjang 2002-2006 melahirkan beberapa versi pertunjukan yang dipentaskan di beberapa kota di Indonesia, Singapura, Berlin, dan Tokyo.Sutradara “Waktu Batu. Rumah yang Terbakar” Yudi Ahmad Tajudin mengatakan, pada tahun 2022 lalu, karya ini diundang untuk diciptakan dan dipentaskan kembali di Festival Indonesia Bertutur, Borobudur, Jawa Tengah. Versi baru pertunjukan ini digarap dengan fokus tematik baru: duka ekologis (ecological grief)."Ecological grief, fokus tematik pertunjukan ini, merujuk pada perasaan kesedihan yang timbul akibat kehilangan atau kepunahan yang terjadi atau akan terjadi, termasuk kepunahan spesies, ekosistem, dan lanskap berharga, sebagai akibat dari perubahan lingkungan yang akut dan kronis," katanya Selasa (4/7/2023).Berbagai penelitian terkini menunjukkan bahwa individu dapat mengalami tahapan kedukaan dan mencari dukungan sosial dalam menghadapi keputusasaan iklim dan kecemasan ekologis.Sementara Dramaturg Ugoran Prasad menyebutkan, mendekati isu duka ekologis dari sudut pandang dunia ketiga, karya ini meletakkan krisis ekologi sebagai hasil yang tak terhindarkan dari modernitas dan kolonialitas."Berdiam dalam ketimpangan dunia global, karya ini hendak membuka percakapan tentang watak dan artikulasi duka ekologis Selatan dunia, termasuk pertanyaan atas praktik macam apa yang perlu dilakukan, puisi macam apa yang perlu dituliskan, duka (atau bahkan murka) macam apa,” ungkap Ugoran.Pertunjukan Teater Garasi amatlah relevan dengan gagasan dari Performa ARTJOG 2023, yang mengusung tema Movere yang memiliki arti 'sesuatu yang bergerak'. Pengertian tersebut menjadi penegasan hubungan saling kebertopangan antara seni dan masyarakat dalam sebuah kontinum percakapan yang berkelanjutan.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/disney-dan-vespa-hadirkan-edisi-mickey-mouse">Disney dan Vespa Hadirkan Edisi Mickey Mouse</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/lewat-program-kkn-1261-mahasiswa-usd-siap-bersinergi-dan-berkolaborasi-bersama-masyarakat">Lewat Program KKN, 1261 Mahasiswa USD Siap Bersinergi dan Berkolaborasi Bersama Masyarakat</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/inilah-yandex-mesin-pencari-asal-rusia-pesaing-google-dan-bing">Inilah Yandex, Mesin Pencari Asal Rusia Pesaing Google dan Bing</a></li></ul>"Formulasi isu dan bentuk dari karya ini memiliki daya sebagai sebuah bahasa baru untuk dialami. Sebagai bahasa baru untuk dialami, pertunjukan Teater Garasi menggerakan percakapan pada kualitas &nbsp;paradigma yang kritis, khususnya pada semesta isu ekologi yang sedang terjadi hari ini,” jelasnya. (Anz)&nbsp;&nbsp;

duka.jpeg

Foto: Sejumlah seniman saat menampilkan karya Waktu Batu, Rumah yang Terbakar di JNM Bloc.

YOGYA, Jogjaja.com - Hmpir satu dekade tidak pentas di Yogyakarta, Teater Garasi kembali menghelat pertunjukan “Waktu Batu. Rumah yang Terbakar” dalam rangkaian

Duka Ekologis yang Diekspresikan oleh Teater Garasi Melalui 'Waktu Batu Rumah yang Terbakar'