YOGYA, Jogjaaja.com – Di tangan empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), limbah kayu cengkeh yang berserakan berhasil diolah menjadi produk bernilai jual tinggi hingga menembus pasar nasional.Menamakan unit usahanya 'Emas Menoreh', empat mahasiswa ini memilih Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai pusat produksi mereka.Empat mahasiswa UNY tersebut adalah&nbsp;Roma Sigit Pamungkas&nbsp;dari&nbsp;Program Studi&nbsp;(Prodi)&nbsp;Pendidikan Kriya, Auliyani Abdillah Rmb (Prodi&nbsp;Akuntansi), Siti Fatimatul Zahro (Prodi&nbsp;Manajemen), Anisa Aprilia (Prodi&nbsp;Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) dan Eva Oktina Harini (Prodi&nbsp;Teknologi&nbsp;Pendidikan).Ketua Tim Roma Sigit Pamungkas&nbsp;mengatakan alasan&nbsp;pemilihan batang kayu cengkeh menjadi kerajinan karena keberadaannya melimpah tetapi belum dimanfaatkan tepat oleh&nbsp;petani dan masyarakat sekitar sehingga batang tersebut hanya digunakan sebagai kayu bakar."Padahal,&nbsp;batang&nbsp;kayu&nbsp;cengkeh&nbsp;memiliki&nbsp;daya&nbsp;kekuatan&nbsp;yang&nbsp;baik&nbsp;dengan&nbsp;corak&nbsp;batang&nbsp;yang&nbsp;unik.&nbsp;&nbsp;Hal ini tentu bisa menjadi peluang usaha untuk mengembangkan produk berbahan dasar kayu&nbsp;cengkeh," kata Roma, Jumat (6/10/2023).<figure class="image"><img src="https://ik.trn.asia/uploads/2023/10/1696598485594.png"><figcaption>Salah satu produk furniture berbahan limbah kayu cengkeh karya Emas Menoreh. (EDUWARA/Dok. UNY</figcaption></figure>Batang cengkeh yang sudah dibuang kulit dan dikeringkan ini, kemudian dijadikan bahan baku&nbsp;produk furniture. Kebetulan sekali permintaan produk furniture dari bahan alam seperti serat alam&nbsp;maupun batang kayu terus meningkat dari tahun ke tahun."Furniture sebagai penghias ruangan yang terbuat dari bahan alam akan&nbsp;memberikan kesan alami dan ringan untuk dipajang dan digunakan sehari-hari," terangnya.Auliyani Abdillah Rmb menambahkan&nbsp;produk&nbsp;Emas Menoreh berupa hiasan dinding, kaca, dan lampu gantung, diminati&nbsp;oleh&nbsp;pembeli dari perorangan, kafe, hotel, dan perkantoran, dan telah menjangkau&nbsp;pasar&nbsp;nasional.Empat mahasiswa ini oleh kampusnya dinilai mampu mewujudkan model bisnis social&nbsp;entrepreneurship&nbsp;dengan menghasilkan produk ramah lingkungan dari limbah ranting kayu cengkeh yang masih langka&nbsp;diperjualbelikan.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/ikut-idx-carbon-pertamina-patra-niaga-borong-19-989-ton-co-2">Ikut IDX Carbon, Pertamina Patra Niaga Borong 19.989 Ton CO2</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/ada-29-persen-penduduk-jepang-berusia-di-atas-65-tahun">Ada 29 Persen Penduduk Jepang Berusia Di Atas 65 Tahun</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/kinerja-flat-ihsg-tak-mampu-sentuh-level-7-000-di-pekan-ini">Kinerja Flat, IHSG Tak Mampu Sentuh Level 7.000 di Pekan Ini</a></li></ul>Inovatif&nbsp;serta keunikan produk, menjadikan tim Emas Menoreh berhasil meraih pendanaan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam skema Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2023.&nbsp;

Empat mahasiswa UNY yaitu Roma Sigit Pamungkas, Auliyani Abdillah Rmb, Siti Fatimatul Zahro, Anisa Aprilia dan Eva Oktina Harini memutuskan mengolah limbah kayu cengkeh menjadi produk bernilai jual tinggi. Memilih ‘Emas Menoreh’ sebagai nama usaha, inovasi dan keunikan produk mereka ini berhasil meraih pendanaan dari Kemendikbudristek dalam skema P2MW 2023. 

06102023-UNY tim kayu cengkeh.png

Eduwara.com, JOGJA – Di tangan empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), limbah kayu cengkeh yang berserakan berhasil diolah menjadi produk bernilai jual tinggi hingga menembus pasar nasional.

Emas Menoreh, Kreasi Mahasiswa UNY Mengolah Limbah Kayu Cengkeh