Sebagian besar penduduk India tidak mengenal sistem keuangan formal. Beberapa alasan menjadi penyebab seperti kurangnya kesadaran mengenai manfaat produk jasa keuangan, dan ketidakmampuan pemain keuangan tradisional dalam melayani.
Pasar&nbsp;FinTech&nbsp;India saat ini mencapai kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu seperti dalam hal pendanaan maupun adopsi solusi jasa keuangan. India mendapat peringkat ke-2 secara global dalam adopsi&nbsp;FinTech&nbsp;dengan persentase pengguna mencapai 57,9%.
Deloitte mematok&nbsp;FinTech&nbsp;sebagai salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat karena meningkatnya jumlah saluran digital yang menjadi pilihan. Bahkan, nilai transaksi keseluruhan di sektor FinTech India diproyeksikan mencapai USD 137,8 miliar pada tahun 2023. Sementara pada tahun 2019 baru mencapai USD 66,1 miliar. Iklim di sektor tersebut juga berjalan cukup baik di beberapa bidang yang di antaranya:
Pertama, perilaku konsumen telah mengalami transformasi menyeluruh oleh perusahaan teknologi non-keuangan. Hal itu mengarah pada peningkatan ekspektasi digital yang meningkat dari perusahaan keuangan/penyedia layanan.
Kedua, para regulator di India kini memungkinkan lingkungan yang positif untuk berbagi pengetahuan mengenai FinTech. Selain itu beberapa inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur digital di negara itu cukup ramai.
Akhirnya, adopsi teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (ML) dan big data. Kesemuanya dipacu oleh meningkatnya kualitas internet dan penetrasi seluler. Pada akhirnya itu mendorong organisasi keuangan mengatasi titik jenuh yang berlangsung selama ini.
Dapat dipahami, inovasi di sektor&nbsp;FinTech&nbsp;telah membawa dunia ke dalam pusaran teknologi keuangan yang benar-benar baru. Di masa mendatang, ekonomi API terbuka. Partisipasi yang mengejutkan dari sektor non-keuangan seperti telekomunikasi, ritel, dan listrik, dapat dilihat begitu marak. Hal tersebut yang dapat memanfaatkan data terbuka sebagai sarana untuk meningkatkan portofolionya dengan terjun ke layanan keuangan.
Sejak peluncuran skema seperti Jan Dhan Yojana, dan&nbsp;Direct Benefit Transfer, ada beberapa peningkatan signifikan dalam kesadaran mengenai produk-produk ini. Pengenalan rezim Pajak Barang dan Jasa (GST) juga telah menjadi langkah baru menuju formalisasi sektor ekonomi India. Sektor ekonomi India yang tidak terorganisir dengan beberapa pelaku&nbsp;FinTech&nbsp;memanfaatkan jejak digital yang dihasilkannya (yaitu GSTN).
Jan Dhan Yojana, yang merupakan entitas&nbsp;FinTech&nbsp;inisiatif pemerintah melihat peningkatan signifikan dalam jumlah penduduk yang memiliki rekening bank di India. Jumlah tersebut dapat mencapai angka 320 juta.
Akhirnya, akses ke platform seperti UPI melalui inisiatif &lsquo;Digital India&rsquo; telah memungkinkan bank, pemilik harta, pemberi pinjaman dan pemain asuransi untuk berinovasi secara bebas di tengah masalah konsumen keuangan.
Hal ini pada akhirnya menyebabkan peningkatan permintaan untuk solusi jasa keuangan, sehingga menciptakan peluang pasar yang layak untuk FinTech.

FinTech Akan Pimpin Formalisasi Keuangan India

FinTech Akan Pimpin Formalisasi Keuangan India