BANTUL, Jogjaaja.com - Kalurahan Pleret menggelar Kirab Apem dalam rangka Grebeg Ruwah di Lapangan Pleret, Minggu (3/3/2024). Acara ini merupakan tradisi rutin pada minggu terakhir bulah Sya'ban atau Ruwah sekaligus menyambut bulan Ramadan 1445 H.Lurah Pleret Taufik Kamal menuturkan, tradisi Kirab Apem dalam rangka Grebeg Ruwah ini diselenggarakan sekaligus untuk memperingati hari jadi Kalurahan Pleret. Tradisi seperti ini lekat dengan Kalurahan Pleret dengan segudang situs yang menyimpan jejak Mataram tempo dulu.&nbsp;“Hari ini kita berkumpul dalam rangka kirab hari jadi Kalurahan Pleret. Saat ini Pleret ini memiliki sebuah hari besar, yakni pada Ahad terakhir bulan Sya’ban menjelang Ramadan. Ini juga sekaligus melestarikan kegiatan sadranan atau nyadran yang ada setiap padukuhan di Kalurahan Pleret,” beber Lurah Pleret, Taufiq Kamal, Minggu (3/3/2024).<figure class="image"><img src="https://ik.trn.asia/uploads/2024/03/1709485654709.png"></figure>Tradisi sadranan di 11 padukuhan, seperti yang disebutkan Taufiq, biasanya diisi dengan Khotmil Quran. Lalu kini kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pembuatan apem yang diarak dalam kirab hari jadi Kalurahan Pleret. Sebagaimana Sultan Agung dan kebanyakan masyarakat Jawa yang kerap menyimbolkan sesuatu, apem yang disadur dari bahasa arab afuan, afwan, affan, atau afuwwun, adalah simbol permohonan maaf. Dalam konteks tradisi sadranan di Kalurahan Pleret, permohonan maaf ini mereka tujukan kepada Sang Pencipta sebelum memasuki bulan suci Ramadan, sekaligus doa untuk leluhur.“Untuk hari ini, ada 20 kontingen yang ikut kirab dan setiap kontingen atau bregodo rata-rata membuat 300 apem. Jadi kurang lebih ada 6.000 apem ya. Awalnya kan ini setiap padukuhan ada tradisi sadranan, ada juga haul massal. Bahkan di salah satu padukuhan kami, yaitu Padukuhan Kanggotan, ada sekitar 5.000 arwah atau leluhur yang dikirim doa saat haul massal. Jadi kami berpikir mengapa kegiatan itu tidak kami akomodir saja di Kalurahan,” imbuh Taufiq.Apem yang diarak oleh bregodo selanjutnya diperebutkan oleh warga yang menyaksikan acara ini. Bahkan sebagian gunungan apem sudah ludes lebih awal karena warga sudah tidak sabar untuk mendapatkan apem tersebut.Sementara itu, kirab hari jadi Kalurahan Pleret yang dimulai sejak pukul 08.00 ini berangkat dari titik Gunung Sentono yang terdapat Situs Ratu Malang di dalamnya. Arak-arakan kirab lantas berangkat bergantian hingga menuju garis akhir di lapangan Kalurahan Pleret. Sebagai rangkaian hari jadi, selain kirab apem, diadakan pula ziarah&nbsp;ke makam Sultan Agung dan nantinya akan ditutup dengan sholawat akbar. (*)

grebeg ruwah kirab apem pleret 2024.jpg

Kirab 6.000 apem menandai Grebeg Ruwah sekaligus Hari Jadi Kalurahan Pleret pada Minggu, 3 Maret 2024. Warga memperebutkan gunungan apem yang diarak oleh bregodo.

Tak Hanya Kirab Apem, Ziarah Makam dan Salawat Akbar Tandai Hari Jadi Kalurahan Pleret