YOGYA, Jogjaaja.com - Indeks persaingan usaha Provinsi DI Yogyakarta tahun 2022 naik 0,11 menjadi 5.50 dibandingkan indeks persaingan usaha tahun 2021 sebesar 5.39. Dengan interval skor indeks persaingan usaha sangat rendah 1.00-1.50 dan persaingan usaha sangat tinggi 6.51-7.00Kepala Kantor Wilayah VII KPPU Yogyakarta Hendry Setyawan menjelaskan bahwa Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bekerja sama dengan Center for Economics and Development Studies (CEDS) Universitas Padjajaran telah menyelesaikan pengukuran Indeks Persaingan Usaha (IPU) tahun 2022. Indeks persaingan usaha nasional, sebesar 4.87, diperoleh dari pengukuran rata-rata indeks persaingan usaha di setiap sektor ekonomi di setiap provinsi di Indonesia.Semakin tinggi bobot skor indeks persaingan dapat memberikan indikasi apakah daya saing, produktivitas dan efisiensi sektor ekonomi di masing-masing provinsi semakin baik atau tidak.Hendry menjelasan terdapat tujuh dimensi yang dipergunakan untuk mengukur indeks tersebut, yaitu dimensi struktur, perilaku, kinerja, permintaan, penawaran, regulasi dan kelembagaan. “Dengan mengukur persepsi empat responden dimasing-masing provinsi, yang diwakili oleh Kadin, Akademisi, Bank Indonesia dan Dinas Perindsutrian dan Perdagangan Provinsi,” ujar Hendry.Berdasarkan hasil laporan tersebut, kata Hendry sektor persaingan usaha yang tinggi adalah sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman, disusul sektor jasa Pendidikan dan urutan ketiga adalah sektor industri pengolahan.“Hal ini wajar apabila ketiga sektor tersebut dipersepsikan memiliki tingkat persaingan usaha yang tinggi, karena memang DIY termasuk kota wisata yang memiiki banyak hotel dan penginapan, dikenal juga sebagai kota Pendidikan karena banyaknya lembaga pendidikan. Selain itu hambatan investasi masuk relatif rendah, dan varian produk yang ditawarkan oleh sektor tersebut banyak,” ungkap Hendry.Sedangkan sektor-sektor yang dipersepsikan memiliki tingkat persaingan rendah tiga terbawah adalah sektor pengadaan listrik, gas, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, dan sektor informasi dan komunikasi.Dia menambahkan dimensi kelembagaan, yang berisi indikator pengetahuan tentang UU No. 5 tahun 1999, indikator pengetahuan tentang lembaga KPPU, dan indikator pengarusutamaan prinsip persaingan usaha di daerah memberikan kontribusi skor tertinggi yaitu sebesar 6.19. “Hal ini mengindikasikan keberadaan KPPU di Yogyakarta melalui Kantor Wilayah VII berdampak positif pada peningkatan skor tersebut, karena lebih dekat dan mudah diakses oleh para pemangku kepentingan yang memperlukan segala informasi terkait hukum dan kebijakan persaingan usaha di daerah,” kata Hendry.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/masih-menguji-level-resistance-ini-proyeksi-kripto-bitcoin-di-maret-2023">Masih Menguji Level Resistance , Ini Proyeksi Kripto Bitcoin di Maret 2023</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/catat-tanggalnya-gaikindo-bikin-pameran-mobil-diskon-di-jcc-senayan">Catat Tanggalnya, GAIKINDO Bikin Pameran Mobil Diskon di JCC Senayan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/kampus-stisip-kartika-bangsa-resmi-ditutup">Kampus STISIP Kartika Bangsa Resmi Ditutup</a></li></ul>“Sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah akan terus ditingkatkan untuk memastikan persaingan usaha yang adil guna mendukung peningkatan daya saing, mengeliminasi kebijakan yang menghambat, guna menarik investasi masuk ke DIY. Dengan harapan pertumbuhan ekonomi akan naik dan pendapatan meningkat yang berujung kemiskinan dapat berkurang,” tandasnya. (*)

7 Tips Bagi Pengusaha Kreatif Agar Berhasil

YOGYA, Jogjaaja.com - Indeks persaingan usaha Provinsi DI Yogyakarta tahun 2022 naik 0,11 menjadi 5.50 dibandingkan indeks persaingan usaha tahun 2021 sebesar 5

Indeks Persaingan Usaha DIY Naik Lagi, Investasi Diharapkan Meningkat