Tradisi Nyadran merupakan hasil akulturasi budaya Jawa dan nilai-nilai Islam yang kental. Dalam kalender Jawa, Nyadran diadakan di Bulan Ruwah, sehingga sering kali disebut sebagai acara Ruwahan. Masyarakat Kaligawe masih menjaga tradisi ini dengan baik.&nbsp;Seperti biasa, mereka menyelenggarakan tradisi Nyadran dua kali. Nyadran pertama berlangsung di Makam Gunung Buthak pada Sabtu (24/2/2024) malam untuk mendoakan leluhur atau cikal bakal Dusun Kaligawe seperti Eyang Suro Waseso, Eyang Co Wongso, Eyang Joyodipo, dan Eyang Nilamsari. &nbsp;Nyadran berikutnya berlangsung pada Minggu (25/2/2024) sore. Nyadran kali ini untuk mendoakan para leluhur warga Kaligawe yang dimakamkan di Makam Kaligawe RT 01 dan RT 02. Acara ini awalnya direncanakan berlangsung di area sekitar makam. Namun karena hujan, acara dipindahkan ke Masjid Al Amin.Tidak hanya menghadirkan momen keagamaan, Nyadaran juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga serta kesempatan untuk mempererat tali persaudaraan. Acara ini juga dihadiri Lurah Bantul Supriyadi dan Anggota DPRD Kabupaten Bantul dari Fraksi Gerindra Petrus Lanjar Wijiyono.&nbsp;Kehadiran mereka memberikan dukungan moral dan semangat bagi keseluruhan acara.“Saya sangat senang masyarakat Dusun Kaligawe selalu mengadakan tradisi Nyadran menjelang Bulan Ramadan. Tradisi Nyadran ini menjadi warisan budaya yang harus kita lestarikan. Selain sebagai ungkapan rasa syukur, Nyadran juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antarwarga dan memperkokoh kebersamaan dalam menjalani kehidupan beragama,” tutur Supriyadi dalam sambutannya.<figure class="image"><img src="https://ik.trn.asia/uploads/2024/02/1708877528612.jpeg"></figure>Pendapat senada diungkapkan Petrus Lanjar Wijiyono. Menurutnya, tradisi Nyadran ini harus terus dilestarikan untuk mengingat dan mendoakan para leluhur.“Partisipasi dalam tradisi Nyadran ini adalah bentuk nyata dari kepedulian terhadap nilai-nilai budaya dan keagamaan yang menjadi identitas masyarakat kita. Mari kita jaga dan lestarikan kebersamaan ini untuk generasi yang akan datang, terlebih setelah momen pemilihan umum di mana banyak terdapat perbedaan. Mari kita kembali bersatu dan menjadikan Nyadran ini sebagai event budaya yang lebih besar dan meriah,” ungkapnya.Doa tahlil yang menjadi bagian penting dari acara Nyadran, baik di Makam Gunung Buthak maupun di Masjid Al Amin dipimpin dengan khidmat oleh Kaum Rois Dusun Kaligawe, M. Najib. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh warga Dusun Kaligawe saja, tetapi juga para ahli waris dari luar dusun yang memiliki leluhur di Makam Kaligawe. Setelah melakukan doa tahlil, para warga dan ahli waris melakukan tabur bunga di makam. (*)

nyadran 1.jpg

BANTUL, Jogjaaja.com – Dusun Kaligawe, Padukuhan Geblag, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Kembali menggelar tradisi Nyadran. Tradisi ini rutin diselenggarakan setiap tahun untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Jelang Ramadan, Warga Dusun Kaligawe Bantul Kembali Gelar Tradisi Nyadran untuk Doakan Para Leluhur