SLEMAN, Jogjaaja.com - Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan memberikan pemaparan soal hasil analisa terkait dengan Kejahatan Jalanan Anak Yang Ekstrem."Saya akan berbicara tentang kejahatan jalanan anak dan remaja. Kepolisian tidak ada istilah klitih, yang ada namanya adalah kejahatan jalanan anak remaja yang ekstrem. Namun klitih dalam arti sesungguhnya bukanlah tindakan kejahatan," tutur Kapolda, Senin (28/8/2023).<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/wajib-simak-hal-yang-perlu-diperhatikan-saat-merencanakan-dana-pendidikan-anak">Wajib Simak! Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Merencanakan Dana Pendidikan Anak</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/nih-tiga-langkah-redakan-stres-ala-ayurveda">Nih, Tiga Langkah Redakan Stres Ala Ayurveda</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/subtitle-paling-disukai-gen-z-saat-menonton-ternyata-ini-alasannya">Subtitle Paling Disukai Gen Z saat Menonton, Ternyata Ini Alasannya!</a></li></ul>Ia menjelaskan bahwa aparat kepolisian bersama dengan para pakar telah mendalami penyebab utama terjadinya aksi kejahatan jalanan di wilayah Yogyakarta.Kapolda mengatakan bahwa kejahatan jalanan tumbuh dan berkembang sampai sekarang, yang mana senjata yang mereka gunakan seperti gir, clurit, sajam dengan tujuan untuk mencelakai orang lain. Walaupun secara data jumlah kejahatan jalanan turun, akan tetapi Kapolda mengatakan&nbsp;kejahatan jalanan masih merupakan pekerjaan rumah bersama.Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, pelaku kejahatan jalanan tersebut rata-rata adalah pelajar. Disebutkan jumlah sekolah yang terindikasi sering terlibat kejahatan remaja yang ekstrim untuk wilayah Kota Yogyakarta 18, Kabupaten Sleman 15, &nbsp;Kabupaten Bantul 10, Kabupaten Kulonprogo 11 dan Kabupaten Gunungkidul 4."Para pelaku kejahatan jalanan ini merupakan geng anak-anak di bawah usia 17 tahun, dan kita sudah melakukan patroli di jalan maupun kelompok yang sering berkumpul di jalanan. Lalu sekarang kita akan masuk dalam keluarga, harapan kami kepada para orang tua agar dapat membantu mengawasi dan membimbing anaknya dengan gerakan ibu memanggil," jelas Kapolda.Terkait itu, Kapolda meminta peran para orang tua untuk mengawal anak-anaknya agar tidak tersesat dan terjebak di dalam lingkaran gengster."Maka dari itu, mari kita semua sebagai orang tua lebih bisa memperhatikan anak kita dan nantinya akan beriringan dengan situasi kamtibmas semakin terjaga, juga situasi keamanan di wilayah kita," ujarnya.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/lima-alat-elektronik-ini-bikin-tagihan-listrik-membengkak">Lima Alat Elektronik ini Bikin Tagihan Listrik Membengkak?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/as-yakin-belanda-dan-denmark-kirim-f-16-ke-ukraina">AS Yakin Belanda dan Denmark Kirim F-16 ke Ukraina</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/donald-trump-absen-di-debat-presiden-partai-republik">Donald Trump Absen di Debat Presiden Partai Republik</a></li></ul>"Kepolisian hadir untuk masyarakat, keselamatan anak dan anggota keluarga adalah salah satu &nbsp;prioritas kami," pungkasnya. (Anz)

kapolda baru.jpeg

  Foto: Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan

SLEMAN, Jogjaaja.com - Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan memberikan pemaparan soal hasil analisa terkait dengan Kejahatan Jalanan Anak Yang Ekstrem."Saya

Kapolda DIY : Pelajar Pelaku Fenomena Kejahatan Jalanan