YOGYA, Jogjaaja.com - Pada akhir bulan Agustus ini, Yogyakarta diprediksi akan menghadapi puncak musim kemarau basah.Oleh sebab itu, warga Jogja pun diimbau untuk terus waspada pada berbagai masalah kesehatan yang timbul di musim tersebut.Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Setyarini Hestu Lestari mengatakan, sepanjang musim kemarau basah setidaknya ada beberapa risiko penyakit yang sangat rentan terjadi.Penyakit-penyakit tersebut umumnya terjadi saat musim hujan. Salah satunya adalah penyakit demam berdarah dengue atau DBD.Menurut Setyarini, ketika hujan turun, ada banyak genangan air yang bermunculan dan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus dengue.“Oleh karenanya, masyarakat diminta tetap melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus karena hujan masih berpotensi terjadi di musim kemarau,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (15/8/2022).Adapun 3M Plus yang dimaksud Setyarini adalah menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air; menutup rapat tempat-tempat penampungan air; dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat berkembangbianknya nyamuk.“Ketika ada virus dengue dalam tubuh seseorang kemudian ada nyamuk itu memungkinkan terjadinya penularan. Oleh karena itu ketika virusnya ada, nyamuknya ada maka harus meminimalisasi tempat perindukan nyamuk,” terangnya.Setyarini menjelaskan, penyakit ini umumnya sering terjadi khususnya di musim penghujan atau di kawasan rawan banjir karena air tergenang merupakan sumber penularan penyakit ini."Memang kebanyakan penyakitnya bersumber dari binatang. Ada DBD, lepto (leptospirosis), dan chikungunya," tambahnya.Selain melakukan langkah 3M Plus, ia juga meminta masyarakat untuk senantiasa memperkuat ketahanan tubuh (imunitas) pada musim kemarau basah supaya tidak mudah sakit. Sebab, katanya, selain disebabkan oleh virus yang dibawa hewan, terdapat pula berbagai jenis penyakit menular langsung yang bisa terjadi.“Contohnya penyakit diare dan influenza, yang disebabkan infeksi bakteri atau virus. Penyakit ini biasanya lebih mudah menular di musim penghujan,” Setyarini mencontohkan.Selain itu, terdapat pula penyakit gangguan pernapasan seperti ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut, dan pneumonia.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/begini-nikmatnya-punya-city-car-biaya-perawatannya-cuma-segini">Begini Nikmatnya Punya City Car? Biaya Perawatannya Cuma Segini</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/sambut-hut-ri-ke-77-berikut-daftar-promo-kemerdekaan-di-semua-mall-yogyakarta">Sambut HUT RI ke-77, Berikut Daftar Promo Kemerdekaan di Semua Mall Yogyakarta</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/ditarget-pekan-depan-sri-sultan-inginkan-kasus-sman-1-banguntapan-cepat-selesai">Ditarget Pekan Depan, Sri Sultan Inginkan Kasus SMAN 1 Banguntapan Cepat Selesai</a></li></ul>"Perlu waspada juga penyakit menular langsung seperti diare, influenza, ISPA, pneumonia dan lainnya," katanya. (Anz)&nbsp;

mosquitoe-g630de995d_1280.jpg

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Setyarini Hestu Lestari mengatakan, sepanjang musim kemarau basah setidaknya ada beberapa risiko penyakit yang sangat rentan terjadi. 

Penyakit-penyakit tersebut umumnya terjadi saat musim hujan. Salah satunya adalah penyakit demam berdarah dengue atau DBD.

Kemarau Basah di Wilayah DIY, Masyarakat Perlu Waspadai Merebaknya Penyakit Ini