YOGYA, Jogjaaja.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI mengapresiasi upaya jajaran BNNP DIY dan sejumlah instansi terkait dalam menanggulangi peredaran narkotika di wilayahnya. Capaian itu harus terus ditingkatkan agar pengguna narkotika di Yogyakarta terus berkurang.Hal itu disampaikan Kepala BNN RI Petrus Reinhard Golose saat kunjungan kerja di Yogyakarta pada Senin (14/7/2023). Ia meminta agar upaya pemberantasan narkotika dilakukan dengan gerakan soft power approach.&nbsp;Gerakan ini menekankan upaya pencegahan, pemberdayaaan masyarakat dan rehabilitasi di antaranya pembentukan relawan anti narkoba, keluarga anti narkoba dan program desa atau kelurahan bersinar atau bersih dari narkoba. "Fokus kepada menekan jumlah pengguna narkotika lewat pencegahan dan kolaborasi," kata dia.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/bakti-bca-dukung-pencegahan-stunting">Bakti BCA Dukung Pencegahan Stunting</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/taiwan-tak-gentar-ancaman-otoriter-china">Taiwan Tak Gentar 'Ancaman Otoriter' China</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/partai-capres-ekuador-yang-mati-ditembak-akhirnya-tunjuk-pengganti">Partai Capres Ekuador yang Mati Ditembak Akhirnya Tunjuk Pengganti</a></li></ul>Dijelaskan sari 34 provinsi di Indonesia ada 18 provinsi yang jumlah tahanan narkotikanya mencapai angka 50 persen. Sementara Yogyakarta hanya mencapai angka 40 persen tahanan narkotika. Jumlah ini memang masih banyak namun jika dibandingkan dengan daerah lain masih minim. &nbsp;"Kalau di Yogyakarta itu paling banyak penyalahgunaan ganja, sabu juga ada tapi minim," ucapnya.Saat ini masih ada 19 daerah rawan narkotika di Yogyakarta. Ini merupakan tugas bersama untuk terus menekan dan memberantas peredaran gelap narkotika melalui Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). "Dulu kan di Yogyakarta cukup banyak kasus narkotika besar mencuat, tapi sekarang sudah minim dan harus terus diberantas," imbuhnya.Ditambahkan pula, petugas dan masyarakat pun harus mewaspadai peredaran narkotika jenis baru yang saat ini jumlahnya mencapai 92 jenis beredar di Indonesia. Di Yogyakarta jenis tembakau gorila adalah yang paling marak peredarannya. &nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/samakan-persepsi-terkait-deforestasi-ri-dan-uni-eropa-bentuk-gugus-tugas">Samakan Persepsi Terkait Deforestasi, RI dan Uni Eropa Bentuk Gugus Tugas</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/palsukan-jumlah-pengguna-investor-go-to-gugat-startup-irl">Palsukan Jumlah Pengguna, Investor GoTo Gugat Startup IRL</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/resmi-diluncurkan-begini-kecanggihan-oppo-reno-10-series-5-g">Resmi Diluncurkan, Begini Kecanggihan OPPO Reno10 Series 5G</a></li></ul>"Narkoba jenis baru itu ada 1.222 di dunia. Di Indonesia ada 92 yang termonitor dan yang banyak beredar itu tembakau gorila," pungkasnya. (Anz)&nbsp;

golose.jpeg

Foto: Kepala BNN RI Petrus Reinhard Golose diwawancarai wartawan saat kunjungan kerja ke Yogyakarta, Senin (14/8/2023).

YOGYA, Jogjaaja.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI mengapresiasi upaya jajaran BNNP DIY dan sejumlah instansi terkait dalam menanggulangi peredaran narkoti

Kepala BNN RI Apresiasi Kinerja Yogyakarta Berantas Peredaran Narkotika