SLEMAN-Aktivitas guguran di Gunung Merapi terpantau masih tinggi. Pada hari Selasa (5/1/2021) pukul 18.00 hingga 24.00 WIB, tercatat 23 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 3-41 mm dan durasi 11-127 detik. Jarak luncur guguran diperkirakan maksimal 500 meter ke arah barat daya. Guguran lava pijar teramati dari kamera CCTV pada pukul 18.47 dan 19.11 WIB. Aktivitas guguran terdengar di Pos Babadan pada pukul 20.21 dan 22.00 WIB. Sedangkan Pos Kaliurang mengamati guguran lava pijar dan mendengar suara guguran pada pukul 22.37 dan 23.00 WIB. Tingkat aktivitas SIAGA (Level III) sudah ditetapkan sejak 5 Nov 2020
Sebelumnya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah mulai memasuki fase erupsi pada 2021.
&ldquo;Secara teknis bisa dikatakan Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi di tahun 2021 ini. Namun ini baru awal indikasi. Proses ekstrusi makgma (keluarnya magma ke permukaan) masih akan terjadi berdasarkan data seismic dan deformasi yang masih tinggi,&rdquo; kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat jumpa pers secara virtual di Yogyakarta, Selasa (5/1/2021).
Tingkat aktivitas vulkanik yang masih tinggi disertai dengan munculnya guguran lava pijar dan titik api diam pada Senin (4/1/2021) malam menurutnya, menjadi indikasi awal Gunung Merapi memasuki fase erupsi.
Peredaran sinar di Gunung Merapi sebelumnya sudah teramati melalui CCTV pada 31 Desember 2020 pukul 21.08 WIB sebagai indikasi awal bakal munculnya titik api diam dan lava pijar. (*)
&nbsp;

Kepala BPPTKG: Gunung Merapi Masuki Fase Erupsi Pada 2021

SLEMAN-Aktivitas guguran di Gunung Merapi terpantau masih tinggi. Pada hari Selasa (5/1/2021) pukul 18.00 hingga 24.00 WIB, tercatat 23 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 3-41 mm dan durasi 11-127 detik. Jarak luncur guguran diperkirakan maksimal 500 meter ke arah barat daya.