YOGYA,Jogjaaja.com - Roda nasib memang terus berputar tanpa kita tahu nantinya akan membawa dan singgah kemana. Ungkapan ini dirasakan cocok untuk menggambarkan kisah hidup Tri Harjono, 43, seorang penjual Bakmi Jawa di kawasan Kotagede Yogyakarta.Kesibukannya kini hanya melayani pelanggan dan jadi juru masak dari sebuah usaha warung Bamki Jawa yang dibukanya sejak setahun belakangan. Aktivitas ini dianggapnya sebagai pengisi waktu luang dari pada bengong di dalam rumah.Ya, sejak tidak lagi berada di balik kemudi, sehari-hari dirinya berjualan sejak sore sampai malam hari di kawasan Kotagede tepatnya di Jalan Nyi Pembayun No. 6. Dulu sebelum berkutat dengan asap dan kompor, sehari-hari perawakan Tri yang sekilas mirip dengan artis Thukul Arawana ini bekerja sebagai supir."Sudah lumayan lama jadi supir. Saya pernah menyupiri pak Haryadi Suyuti, Farid Jayen Pemuda Pancasila dan lain sebagainya," katanya Minggu (5/2/2023).Dia menyupiri Haryadi Suyuti jauh sebelum bekas Walikota Jogja itu dicokok KPK lantaran terkandung kasus izin suap apartemen. Selama setahun ia ikut kemana Haryadi beraktivitas baik sebagai orang nomor satu di Kota Jogja maupun aktivitas kesehariannya."Cuma setahun ikut beliau. Merasa ingin bebas saja kemudian banting stur jadi buka usaha sendiri," katanya.Awal mula membuka usaha Bakmi Jawa dilakoninya lantaran desakan para teman. Mbahnya memang seorang penjual Bakmi Jawa di kawasan Pasar Kotagede di masa lalu. Karena tahu resep warisan peninggalan keluarga ia pantas membuka usaha itu."Saya ga pake nama si mbah tapi pakai nama samaran yakni Thukul karena ketika melihat saya itu teman-teman bilang saya mirip Thukul," katanya.Lokasi warung Bakmi tersebut terpusat dengan beragam kuliner tradisional lain yang khas Jogja seperti Wedang Ronde, Angkringan dan lain sebagainya. Menurutnya, menu spesial yang dijual di tempat itu yakni Bakmi Goreng dan juga Bakmi Godhok. Ada pula Bakmi Plencing yang dijual cukup ramah di kantong."Bumbunya biasa sama kayak orang jualan Bakmi Jawa yang lain, cuma ada resep sendiri dari si mbah saya yang dulu pernah jualan di Pasar Kotagede tahun 1960 an yang dikenal dengan nama Bakmi mlMbah Tebok dulunya," kata dia.Nuansa tradisional pun tetap dipertahankan di warung ini seperti khasnya warung Bakmi Jawa pada umumnya.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/gerakan-nol-sampah-anorganik-diklaim-optimal">Gerakan Nol Sampah Anorganik Diklaim Optimal</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/persiapan-menuju-atf-2023-sudah-mencapai-95">Persiapan Menuju ATF 2023 Sudah Mencapai 95%</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/tekor-rp-5-3-miliar-anya-dwinov-jadi-korban-ksp-indosurya">Tekor Rp5,3 Miliar, Anya Dwinov Jadi Korban KSP Indosurya</a></li></ul>Beragam sayuran segar diletakkan di muka gerobak dengan ayam tergantung dan tungku masak yang masih menggunakan arang. (Anz)

IMG-20230205-WA0020.jpg

IMG-20230205-WA0021.jpg

Foto: Tri Harjono, pemilik warung Bakmi Djawa Thukul saat membuat pesanan seorang pengunjung, Minggu (5/2/2023)

YOGYA,Jogjaaja.com - Roda nasib memang terus berputar tanpa kita tahu nantinya akan membawa dan singgah kemana. Ungkapan ini dirasakan cocok untuk menggambarkan

Kisah Pak Thukul, Mantan Supir Walikota Jogja yang Ubah Nasib Jadi Penjual Bakmi