YOGYA, Jogjajaa.com &nbsp;Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) memantau empat provinsi, dimana episentrum utama adalah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam Pemilu 2024. Dalam pemantauan yang juga digelar di Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Jawa Tengah serta lima kabupaten/kota itu KISP menerjunkan sebanyak 80 relawan pemantau yang memantau kurang lebih sebanyak 355 TPS di seluruh DIY.Manajer Pemantau Pemilu 2024 KISP, Iqbal Khatami mengatakan, berdasarkan pemantauan KISP sejak pukul 07.00 WIB pagi hingga pukul 16.00 WIB, KISP mencatat temuan-temuan di antaranya.Pertama banyaknya Alat Peraga Kampanye (APK) masih terpasang di sekitaran TPS, salah satunya adalah di Gamping Sleman. Selain itu, juga ditemukan pemilih dan saksi yang menggunakan baju yang mengandung unsur kandidat tertentu."KISP juga mendapati ada sekelompok orang di depan TPS mengajak untuk memilih paslon capres cawapres tertentu. Salah satunya adalah di salah satu TPS di Ngestiharjo Bantul. Sama halnya di salah satu TPS Nogotirto juga ada segerombolan yang berjaga depan TPS dan mendatangi pemilih yang datang mempengaruhi untuk memilih calon tertentu," jelasnya, Kamis (15/2/2024).Kedua adanya peserta Pemilu yang berkampanye di masa tenang. Berdasarkan regulasi, kampanye dalam bentuk apapun tidak boleh dilakukan di masa tenang. Apalagi, temuan di atas secara jelas mencantumkan citra diri, partai dan nomor urut, bahkan ajakan mencoblos calon tertentu. Temuan di atas juga dilakukan oleh calonnya secara langsung, dan tim sukses.Ketiga, KISP masih memukan pemantau pemilu yang diusir oleh penyelenggara pemilu. Hal ini ditenggarai pemahaman penyelenggara di tingkat TPS tentang pemantau pemilu masih minim. Pemantau Pemilu dilindungi oleh Undang-Undang yang tertuang pada UU No 7/2017 tentang Pemilu, sehingga memiliki hak dan kewajiban."Misalnya saja, di salah satu TPS di Brontokusuman Mergangsan Kota Yogyakarta, kehadiran pemantau tidak diterima dan justru dipertanyakan surat tugas dari Bawaslu," katanya.Padahal, segala urusan izin sudah memenuhi sesuai dengan UU No. 7/2017. Kejadian serupa juga KISP alami di salah satu TPS di Gejayan Condongcatur, pemantau diusir oleh PTPS yang mencurigai dan juga membatasi waktu pemantau berada di lokasi sekitar TPS. Sampai kemudian dibantu konfirmasi oleh PKD/Panwascam.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/bukan-pabrik-baterai-elon-musk-investasi-starlink-ke-ikn">Bukan Pabrik Baterai, Elon Musk Investasi Starlink ke IKN</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/masyarakat-antusias-ikut-senam-gemoy-di-alun-alun-selatan">Masyarakat Antusias Ikut Senam Gemoy di Alun-Alun Selatan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/dipercaya-bawa-sial-lima-5-hal-yang-tak-boleh-dilakukan-saat-imlek">Dipercaya Bawa Sial, Lima 5 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Saat Imlek</a></li></ul>"KISP juga memantau salah satu aplikasi yang digunakan oleh KPU untuk tahapan rekapitulasi, yakni SIREKAP. Temuan KISP adalah aplikasi ini mengalami error. Meskipun aplikasi ini diterapkan secara parsial dan bukan penentu utama rekapitulasi, tapi telah diatur bahwa KPPS wajib mengupload C-Hasil ke dalam SIREKAP setelah selesai penghitungan," pungkasnya. (Anz) &nbsp;

kampanye brong.jpg

YOGYA, Jogjajaa.com &nbsp;Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) memantau empat provinsi, dimana episentrum utama adalah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dala

KISP Temukan Dugaan Pelanggaran Selama Pemilu 2024