YOGYA, Jogjaaja.com - &nbsp;Kucing adalah binatang yang menggemaskan. Maka, tak heran jika ‘hewan pemalas’ ini jadi peliharaan favorit banyak orang.Namun, siapa yang bakal menyangka, bahwa kucing dianggap sebagai alien? Lucunya, ini memang terjadi.Melansir kantor berita Associated Press, lembaga ilmiah Polandia mengkategorikan kucing domestik sebagai "spesies asing invasif" (invasive alien species).&nbsp;&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/diprediksi-sampai-agustus-apa-yang-bikin-jogja-jadi-dingin">Diprediksi Sampai Agustus, Apa yang Bikin Jogja jadi Dingin?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/ternyata-ini-hewan-yang-masih-kerabat-dinosaurus">Ternyata Ini Hewan yang Masih Kerabat Dinosaurus</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/imf-sarankan-bank-sentral-di-asia-segera-naikkan-suku-bunga-1">IMF Sarankan Bank Sentral di Asia Segera Naikkan Suku Bunga</a></li></ul>Lembaga bernama Polish Academy of Sciences itu, beralasan kucing sudah memangsa banyak burung dan satwa liar lainnya. Alhasil, karena alasan ini, mereka pun memasukkan kucing ke dalam daftar spesies asing invasif. Ahli biologi Wojciech Solarz, yang juga anggota Polish Academy of Sciences, memberikan penjelasan mengapa pihaknya memberikan kategori ‘asing’ atau ‘alien’.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/kucing-masuk-kategori-alien-invasif-di-polandia-kenapa">Kucing Masuk Kategori Alien Invasif di Polandia, Kenapa?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/diprediksi-sampai-agustus-apa-yang-bikin-jogja-jadi-dingin">Diprediksi Sampai Agustus, Apa yang Bikin Jogja jadi Dingin?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/ternyata-ini-hewan-yang-masih-kerabat-dinosaurus">Ternyata Ini Hewan yang Masih Kerabat Dinosaurus</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/imf-sarankan-bank-sentral-di-asia-segera-naikkan-suku-bunga-1">IMF Sarankan Bank Sentral di Asia Segera Naikkan Suku Bunga</a></li></ul>Dia menjelaskan bahwa "Felis catus", nama ilmiah kucing rumahan, dijinakkan sekitar 10 ribu tahun yang lalu di peradaban besar Timur Tengah kuno.Hal itupun membuat spesies tersebut 'asing' bagi Eropa dari sudut pandang ilmiah yang ketat.Awal Juli, akademi tersebut merespons di situs webnya seraya mengungkit kembali soal pengkategorian ini.Lembaga itu menekankan, bahwa mereka sejatinya "menentang segala kekejaman terhadap hewan", dan berpendapat bahwa klasifikasinya sejalan dengan pedoman Uni Eropa.Meski demikian, ia tetap mengaku tidak siap dengan kritik publik ketika memasukkan 'Felis catus'ke dalam basis data atau database nasional.Dia juga mengatakan basis data itu sudah memuat 1.786 spesies lain yang terdaftar, tanpa penolakan publik. Dia pun beranggapan, kehebohan tentang kucing rumahan yang dikategorikan sebagai spesies asing invasif No. 1.787 kemungkinan tercipta akibat beberapa laporan media yang "menciptakan kesan palsu" bahwa lembaganya menyerukan agar kucing liar dan kucing lain disuntik mati alias eutanasia.Solarz menggambarkan konsensus ilmiah yang berkembang bahwa kucing domestik memiliki dampak berbahaya pada keanekaragaman hayati. Ini terkait jumlah burung dan mamalia yang diburu dan dibunuh spesies ini. Menurutnya, kriteria spesies asing invasif itu "100 persen dipenuhi oleh kucing". Kendati demikian, klaim Solarz menimbulkan perdebatan. Salah satunya seorang dokter hewan sekaligus penulis buku “Happy Cat”, Dorota Suminska, yang mendebatnya dalam sebuah acara acara televisi. Menurut Suminska, menyusutnya keanekaragaman hayati itu lebih dipicu oleh lingkungan yang tercemar dan bentuk bangunan perkotaan yang membahayakan burung yang sedang terbang."Tanyakan apakah manusia masuk daftar spesies alien non-invasif?" ujarnya, dikutip dari CBS News, Jumat (29/7/2022).Solarz menolak pendapat tersebut, dengan alasan bahwa kucing membunuh sekitar 140 juta burung di Polandia setiap tahun.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/peringati-hari-anak-nasional-gojek-and-sgm-eksplor-selenggarakan-seminar-and-lomba-mewarnai-untuk-anak-mitra-gojek-solo">Peringati Hari Anak Nasional, Gojek &amp; SGM Eksplor Selenggarakan Seminar &amp; Lomba Mewarnai untuk Anak Mitra Gojek Solo</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/wisata-literasi-big-bad-wolf-books-kembali-digelar-di-yogyakarta">Wisata Literasi, Big Bad Wolf Books Kembali Digelar di Yogyakarta</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/nikmati-healing-me-time-dengan-cemilan-lezat">Nikmati Healing Me Time dengan Cemilan Lezat</a></li></ul>Sementara sebagai perbandingan, kucing domestik membunuh hingga 4 miliar burung setiap tahun di AS, menurut Pusat Keanekaragaman Hayati Universitas Texas. (Eff)&nbsp;

cat-g8489623b0_1280.jpg

lembaga ilmiah Polandia mengkategorikan kucing domestik sebagai "spesies asing invasif" (invasive alien species). 

Lembaga bernama Polish Academy of Sciences itu, beralasan kucing sudah memangsa banyak burung dan satwa liar lainnya. Alhasil, karena alasan ini, mereka pun memasukkan kucing ke dalam daftar spesies asing invasif