MAS ADIT.png

SURABAYA, Jogjaaja.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukir prestasi internasional melalui dua mahasiswa yang mewakili Komunitas UGM Model United Nations (MUN) dalam ajang ASEAN University Network MUN di Universitas Airlangga, Surabaya. Acara yang berlangsung pada 22-27 Oktober 2024 ini menghadirkan perwakilan dari 18 universitas terkemuka di Asia, termasuk Chulalongkorn University (Thailand), University of the Philippines (Filipina), dan Xiamen University (Tiongkok).UGM mengirimkan dua delegasi yaitu Christansya Eliora Manossoh dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) 2022 yang berpartisipasi dalam Educational Forum, serta Filolita Zatadini Prasetya dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) 2022 yang mengikuti Young Speakers Contest. Dalam kompetisi ini, Filolita berhasil meraih gelar juara utama pada puncak malam penghargaan yang dihadiri oleh peserta dan juri dari kalangan pakar dan aktor politik ASEAN+3.Filolita tampil gemilang dengan pidato bertema "Emancipatory Education as a Path Towards an Emancipated Future", di mana ia membahas peran emansipasi pendidikan sebagai solusi dalam memberdayakan pemuda ASEAN+3 menuju masa depan berkelanjutan yang mengutamakan inovasi dan digitalisasi.&nbsp;“Dalam babak tersebut, setiap peserta dinilai oleh lima juri yang terdiri dari pakar dan aktor politik,” ungkap Filolita. Kemenangannya ini disambut baik oleh para peserta lain dan juri yang mengapresiasi ide-ide inovatifnya dalam topik emansipasi guru dan pendidikan.Pengalaman mengikuti kompetisi di tingkat internasional menjadi pengalaman berharga bagi Filolita. “Senang sekali mendapat kepercayaan ini, semoga ke depannya terus semakin berkembang,” ujarnya. Keberhasilannya dalam meraih juara utama ini menjadi bukti kuat atas kemampuan para mahasiswa UGM dalam membawa nama baik almamater di kancah internasional.Christansya yang berpartisipasi dalam Educational Forum juga turut mengangkat tema besar yang sama, yaitu “Emancipatory Education as a Path Towards an Emancipated Future.” Forum ini melibatkan diskusi mendalam tentang pendidikan emansipatoris dari tiga aspek utama: sosial, lingkungan, dan politik. “Pengalaman ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan,” tutur Christansya yang juga dipilih sebagai salah satu dari empat pembicara utama untuk menyampaikan pernyataan bersama pada sesi akhir komite.Christansya mengungkapkan rasa bangganya dapat berkontribusi dalam diskusi internasional ini. “Forum ini memberikan kesempatan untuk mendiskusikan isu-isu yang sangat relevan dan mendapatkan pandangan langsung dari mahasiswa negara-negara ASEAN,” ujarnya. Dalam forum ini, hasil diskusi dari setiap kelompok kerja akan disampaikan dalam pertemuan ASEAN melalui Sekretariat ASEAN dan Senior Official Meeting on Youth (SOMY).Acara yang digelar oleh ASEAN University Network di Surabaya ini dihadiri oleh universitas-universitas dari berbagai negara, termasuk Jepang, Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. Keberhasilan delegasi UGM dalam acara ini menjadi refleksi atas komitmen Komunitas UGM MUN dalam mengembangkan kemampuan para anggotanya sekaligus memperkuat reputasi UGM sebagai universitas unggul di Asia Tenggara.Dosen pembimbing Komunitas UGM MUN, Dr. Andriani Maulida, menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian kedua mahasiswa. “Prestasi ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk berani dan aktif berkontribusi dalam ajang internasional. UGM akan terus mendukung kegiatan-kegiatan positif seperti ini,” ujar Dr. Andriani.

mahasiswa ugm.PNG

UGM meraih prestasi internasional lewat dua mahasiswa Komunitas UGM MUN di ASEAN University Network MUN 2024, Surabaya.

Mahasiswa UGM Raih Juara di Ajang Young Speakers Contest AUN ASEAN+3