Dalam beberapa tahun terakhir, gowes atau bersepeda sangat populer di kalangan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap minggu pagi, para goweser atau pesepeda memadati ruas-ruas jalan di berbagai wilayah di provinsi yang memiliki label istimewa ini.
Sebagian dari mereka tergabung dalam komunitas maupun klub sepeda. Salah satu komunitas sepeda yang rutin menjalankan aktivitasnya gowes bareng adalah Komunitas Pitnik Jogja.
Komunitas Pitnik Jogja berdiri pada 25 April 2015. Pendiri sekaligus Ketua Komunitas Pitnik Jogja, Andika Sukmono Aji mengatakan komunitas ini awalnya didirikan oleh sekitar 10 orang yang memiliki hobi sama, yakni gowes atau bersepeda.
&ldquo;Pitnik sendiri artinya ngepit (bersepeda) sambil piknik. Atau dengan kata lain, berwisata sambil bersepeda. Dalam kegiatan ini, kami juga mengedukasi anggota mengenai rute maupun tempat-tempat yang dikunjungi. Jadi tidak hanya sekadar bersepeda saja, tetapi ada edukasinya,&rdquo; ujar Aji.
Komunitas yang telah berdiri lima tahun silam ini terus bertambah anggotanya dan bahkan menjadi salah satu komunitas gowes terbesar di Yogyakarta. Hingga kini (25/2/2020), Komunitas Pitnik Jogja memiliki 7.619 anggota di grup Facebook.
&ldquo;Pada prinsipnya, siapa pun bisa menjadi anggota kami. Tidak ada registrasi khusus. Semua yang hobi gowes atau bersepeda bisa bergabung, tanpa melihat jenis sepeda, profesi, dan lain sebagainya,&rdquo; jelas Aji.
Aji menambahkan, Komunitas Pitnik Jogja memiliki kegiatan gowes bareng rutin setiap hari Minggu Wage dalam penanggalan Jawa. Biasanya kegiatan ini diikuti hingga lebih dari 200 hingga 300 anggota. Kegiatan ini juga biasanya memiliki tema-tema tertentu.
&ldquo;Kegiatan Gowes Bareng Minggu Wage (GBMW) itu selalu memiliki tema. Untuk GBMW kemarin (23/2/2020) rutenya dari Tugu Jogja ke Buk Renteng, Tempel, Sleman. Temanya Jelajah Desa Melankori, yakni melewati rute-rute yang tidak lazim. Jadi kemarin itu, kami melewati jalan-jalan desa,&rdquo; tutur pria berkaca mata ini.
Selain Gowes Bareng Minggu Wage yang sifatnya umum dan bisa diikuti siapa saja, Komunitas Pitnik Jogja juga memiliki beberapa divisi, dengan jenis sepeda tertentu. Sebagai contoh divisi nJathil yang khusus diikuti anggota dengan sepeda downhill. Mereka biasanya memiliki kegiatan menuju ke tempat-tempat tanjakan setiap dua minggu atau sebulan sekali.
Tak hanya divisi nJathil. Ada juga divisi Pikningratan yang rutin mengadakan kegiatan bersepeda jarak jauh, seperti ke Solo, Semarang, atau kota-kota lain. Biasanya mereka menggunakan sepeda touring, meskipun tidak menutup kesempatan bagi jenis sepeda lainnya. Pikningratan ini digelar setiap dua bulan sekali.
Divisi lain adalah rumpun Seli. Biasanya divisi ini menggelar aktivitas sambil naik kereta ke kota-kota yang dijangkau kereta.
Selain berbagai macam aktivitas bersepeda, Komunitas Pitnik Jogja juga rutin mengikuti kegiatan-kegiatan kemanusiaan. &ldquo;Biasanya kami mengikuti kegiatan donor darah di PMI Kota Yogyakarta dua bulan sekali. Sementara di bulan Ramadhan, kami juga mengadakan kegiatan sedekah,&rdquo; ungkap Aji.
Untuk mendukung berbagai kegiatannya, Komunitas Pitnik Jogja juga menjual merchandise, seperti kaos dan jersey. Tetapi merchandise ini dijual dengan sistem pre order. Semua keuntungan dari penjualan merchandise digunakan untuk kepentingan kegiatan komunitas.
Aji berharap menjelang ulang tahun kelima Komunitas Pitnik Jogja, perjumpaan atau silaturahmi melalui sepeda ini akan terus berlanjut dan semakin banyak peminatnya. Tujuannya adalah untuk menjalin rasa srawung dan persaudaraan diantara orang-orang yang hobi bersepeda.
&nbsp;

Anggota Komunitas Pitnik Jogja tampak ceria dalam Gowes Bareng Minggu Wage, Minggu (23/2/2020).

Menengok Aktivitas Komunitas Pitnik Jogja, Dari Gowes Bareng Hingga Kegiatan Sosial

Dalam beberapa tahun terakhir, gowes atau bersepeda sangat populer di kalangan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap minggu pagi, para goweser atau pesepeda memadati ruas-ruas jalan di berbagai wilayah di provinsi yang memiliki label istimewa ini.