Bagi masyarakat pedesaan, istilah &lsquo;blantik&rsquo; masih cukup populer. &lsquo;Blantik&rsquo; merupakan istilah untuk menyebut seseorang yang berprofesi sebagai pedagang hewan ternak berkaki empat. Tetapi dalam perkembangannya, &lsquo;blantik&rsquo; lebih dikenal sebagai penjual sapi.
Para &lsquo;blantik&rsquo; ini akan sangat mudah ditemui di pasar-pasar hewan atau pasar sapi. Seperti yang terlihat di Pasar Hewan Imogiri setiap hari pasaran Legi dalam penanggalan Jawa. Di pasar ini, para &lsquo;blantik&rsquo; bertemu untuk bertransaksi dagangan mereka, yakni sapi. Mereka datang dari berbagai wilayah DIY.
Kundori, salah seorang &lsquo;blantik&rsquo; asal Dlingo, Bantul mengaku pekerjaan sebagai penjual hewan ternak khususnya sapi, telah ia tekuni sejak tahun 2000 silam. Ia selalu datang ke Pasar Hewan Imogiri setiap hari pasaran Legi untuk menjual dan membeli sapi. Singkatnya, seorang &lsquo;blantik&rsquo; bisa menempatkan diri sebagai penjual dan pembeli.
&ldquo;Jadi &lsquo;blantik&rsquo; ini bisa menjual sapi-sapi mereka di sini. Tapi kadang, mereka datang ke sini untuk membeli sapi. Kemudian sapi yang dibeli di sini, mereka jual di tempat lain,&rdquo; tutur Kundori.
Kundori menambahkan, seorang &lsquo;blantik&rsquo; biasanya tidak mengambil untung terlalu tinggi jika sapi mereka dibeli sesama &lsquo;blantik&rsquo;. &ldquo;Biasanya kami hanya mengambil untung Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu jika sapi dijual ke sesama blantik. Tapi kalau dijual langsung ke orang, rata-rata kami mengambil keuntungan minimal Rp 1 juta,&rdquo; imbuh Kundori.
Harga sapi sendiri cukup variatif, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 20 juta. Sapi-sapi yang dijual ini rata-rata merupakan sapi yang masih produktif maupun anakan sapi.
Seperti halnya Kundori, &lsquo;blantik&rsquo; lain bernama Ngamari, menuturkan dirinya selalu datang ke Pasar Hewan Imogiri untuk mencari dagangan berupa sapi. Selanjutnya, sapi-sapi yang ia peroleh, langsung ia jual di Pasar Hewan Ambarketawang, Gamping, Sleman.
&ldquo;Sebagai &lsquo;blantik&rsquo;, saya sudah paham mana sapi yang bagus dan mana sapi yang kurang bagus. Nah, sapi yang saya dapatkan di pasar sini, beberapa hari kemudian langsung saya jual,&rdquo; tuturnya.
Kehidupan para &lsquo;blantik&rsquo; ini memang asyik untuk diikuti. Mereka melakukan transaksi langsung di tempat dengan membawa uang cash. Jika harga cocok, sapi pun segera berpindah tangan.
&nbsp;
&nbsp;

'Blantik' menyiapkan sapinya yang akan dijual di Pasar Hewan Imogiri.

Mengenal ‘Blantik’, Sebutan Bagi Para Pedagang Sapi

Bagi masyarakat pedesaan, istilah &lsquo;blantik&rsquo; masih cukup populer. &lsquo;Blantik&rsquo; merupakan istilah untuk menyebut seseorang yang berprofesi sebagai pedagang hewan ternak berkaki empat. Tetapi dalam perkembangannya, &lsquo;blantik&rsquo; lebih dikenal sebagai penjual sapi.