YOGYAKARTA, Jogjaaja.com – Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Malioboro ke Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro sudah berlangsung sekitar satu bulan. Dampak dari pemindahan para PKL ini, Kawasan jantung kota Yogyakarta ini menjadi sangat rapi.&nbsp;Wisatawan dari berbagai daerah pun tampak menikmati wajah baru kawasan Malioboro ini. Dengan adanya wajah baru ini seolah menjadi semangat baru Kota Yogyakarta untuk memperbaiki kota dan memanjakan para wisatawan.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/kominfo-harap-sinergi-dan-keterlibatan-masyarakat-sukseskan-agenda-presidensi-g-20">Kominfo Harap Sinergi dan Keterlibatan Masyarakat Sukseskan Agenda Presidensi G20</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/cegah-antrean-di-bandara-penumpang-wajib-isi-e-hac-sebelum-keberangkatan">Cegah Antrean di Bandara, Penumpang Wajib Isi e-HAC Sebelum Keberangkatan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/harga-minyak-dunia-melambung-pertamina-tetap-jaga-pasokan-bbm-dan-lpg">Harga Minyak Dunia Melambung, Pertamina Tetap Jaga Pasokan BBM dan LPG</a></li></ul>Salah satunya adalah Restu Arie Setiawan. Pria 26 tahun asal Bantul ini menilai kawasan Malioboro sekarang nampak lebih rapi, bersih, dan memberikan akses bagi pejalan kaki yang lebih luas.&nbsp;"Sekarang kawasan Malioboro lebih nyaman bagi wisatawan karena akses pejalan untuk pejalan kaki jadi lebih luas," katanya di Malioboro, Rabu (2/3/2022).Menurutnya dengan wajah Malioboro yang baru ini, para pengunjung akan betah berlama lama menikmati kesyahduan di kawasan tersebut."Duduk di sini sangat nyaman, apalagi kalau pagi dan sore, saya lebih suka Malioboro yang sekarang," ujarnya.&nbsp;Selain itu, dengan penataan kawasan Malioboro ini, lanjutnya, suasana Malioboro jadi terkesan tidak begitu padat, jarak antar pengunjung pun juga tidak terlalu dekat.&nbsp;"Apalagi kondisinya masih pandemi COVID-19, tidak boleh berdesak-desakan, dan berkerumun," tambahnya.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/presidensi-g-20-ri-usung-inklusi-keuangan-digital-dan-umkm">Presidensi G20, RI Usung Inklusi Keuangan Digital dan UMKM</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/fitur-baru-whats-app-ini-mirip-dengan-messenger-dan-instagram">Fitur Baru WhatsApp ini Mirip dengan Messenger dan Instagram</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/buah-simalakama-fenomena-rokok-murah-akibat-kenaikan-cukai">Buah Simalakama Fenomena Rokok Murah Akibat Kenaikan Cukai</a></li></ul>Yeyen, seorang wisatawan dari Bogor juga mengungkapkan pendapat serupa. Menurutnya wisatawan menjadi lebih bebas bergerak saat berjalan di Kawasan Malioboro.“Saya baru datang dari dengan naik kereta. Saya sendiri merasa penasaran dengan berita penertiban Malioboro. Ternyata saya coba jalan dari Stasiun Tugu ke Teras Malioboro 1 lebih asyik dan kelihatan rapi,” tandasnya. (*)&nbsp;

WhatsApp Image 2022-01-23 at 16.47.47.jpeg

Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Malioboro ke Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro sudah berlangsung sekitar satu bulan. Dampak dari pemindahan para PKL ini, Kawasan jantung kota Yogyakarta ini menjadi sangat rapi. 

Pasca Penertiban PKL, Pengunjung Menilai Kawasan Malioboro Lebih Tertata Rapi