BANTUL, Jogjaaja.com - Pemkab Bantul mengaku akan mensterilkan area Jembatan Kretek II dari keberadaan pedagang kaki lima (PKL). Keberadaan mereka dinilai berbahaya dan menyebabkan dampak negatif bagi lalu lintas.Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan bahwa pedagang di sekitaran Jembatan Kretek II membahayakan bagi pengguna jalan lain karena jalan tersebut merupakan jalur cepat.Pihaknya tidak menampil bahwa Jembatan Kretek II akan menjadi bangkitan ekonomi warga sekitar, hanya saja ia meminta agar para PKL menanti tempat yang akan disediakan oleh pemerintah untuk berjualan.“Itu tidak hanya soal penertiban tapi kesadaran yang melakukan, nanti ditertibkan besok kembali lagi. Mereka berjualan di jalur cepat kan bahaya dan menyangkut keselamatan banyak orang,” tegasnya, Jumat (24/3/2023).Pemkab Bantul menilai bahwa keberadaan pedagang liar yang berada di sepanjang ruas Samas - Parangtritis (Jembatan Kretek 2) sudah memenuhi Ruang Milik Jalan (Rumija).Pedagang ini bersifat sementara dan biasanya mulai ramai di sore hari mulai pukul 15.00 WIB sampai dengan 20.00 WIB di hari Sabtu dan Minggu para pedagang mulai menjajakan dagangannya mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan jam 20.00 WIB.Keberadaan pedagang ini mengganggu fungsi Rumija, dan menyebabkan kendaraan pengunjung parkir di bahu jalan, menimbulkan kemacetan dan persoalan sampah di lokasi.Keberadaan pedagang liar di Rumija ini dapat membahayakan baik pedagang, pengunjung maupun pengguna jalan. Sehingga dipandang perlu untuk menertibkan para pedagang tersebut.Lurah Tirtohargo, Sugiyamta menyebut, ada banyak pedagang kaki lima di lokasi ruas jalan tersebut. Dari pendataan yang dilakukan oleh Kelurahan terdapat 300 pedagang, 5 diantaranya adalah warga Kelurahan Tirtohargo dan sisanya adalah warga luar Kelurahan Tirtohargo."Para pedagang ini apabila langsung dilarang berjualan rawan terjadi protes atau penolakan, sehingga butuh solusi yang jelas untuk penanganan para pedagang liar tersebut," katanya.Menurut dia di Kelurahan Tirtohargo ada opsi lokasi relokasi yang berada 100 meter dari lokasi para pedagang berupa tanah kas desa dengan luas sekitar 1 Ha. Tanah ini diusulkan oleh desa untuk dijadikan rest area atau pusat kuliner.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/mudik-gratis-melalui-diantar-sang-bintang-ini-cara-mengikutinya">Mudik Gratis Melalui #DiantarSangBintang, Ini Cara Mengikutinya</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/inilah-tiga-rekomendasi-situs-untuk-download-musik-gratis">Inilah Tiga Rekomendasi Situs untuk Download Musik Gratis</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/siap-diprpoduksi-harga-chery-omoda-5-naik-jadi-rp-399-8-juta">Siap Diprpoduksi, Harga Chery Omoda 5 Naik Jadi Rp 399,8 Juta</a></li></ul>"Sehingga perlu izin dari Bupati Bantul untuk memanfaatan tanah kas desa tersebut. Pihak Kelurahan siap melakukan sosialisasi terhadap 5 warganya yang ikut serta menjadi pedagang liar tersebut," ujarnya. (Anz) &nbsp;

kretek.jpeg

    Foto: Ilustrasi desain Jembatan Kretek II Bantul. Pemkab setempat mengaku akan menertibkan PKL yang marak di lokasi tersebut.

BANTUL, Jogjaaja.com - Pemkab Bantul mengaku akan mensterilkan area Jembatan Kretek II dari keberadaan pedagang kaki lima (PKL). Keberadaan mereka dinilai berba

Pemkab Bantul Bakal Sterilkan PKL di Jembatan Kretek II