YOGYA, Jogjaaja.com Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi stunting Kota Yogyakarta tahun 2022 berada di 13,8 persen, angka tersebut bahkan telah melampaui target nasional sebesar 14 persen.Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Susanto mengatakan, hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa program percepatan penurunan stunting di Kota Yogya telah berada di jalur yang tepat.“Keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan Tim Percepatan Penurunan Stunting mulai dari tingkat kota, kemantren dan kelurahan, serta kinerja dari Tim Pendamping Keluarga sebanyak 165 Tim atau 495 personil yang terdiri dari tiga unsur yaitu Kader KB, Kader PKK dan Bidan,” katanya pada Kamis (7/2/2024).Sekretaris DP3AP2KB Kota Yogyakarta Sarmin menambahkan, stunting merupakan permasalahan bersama yang disebabkan oleh banyak faktor. Penanganannya dilakukan dengan intervensi spesifik yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan, serta intervensi sensitif yang berhubungan dengan penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi.“Untuk mengatasi stunting pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tapi harus ada keterlibatan lintas sektor yang semuanya bisa saling bersinergi, melakukan upaya percepatan penurunan stunting. Karena sasarannya bukan hanya anak usia bawah dua tahun atau baduta, tapi juga remaja putri, calon pengantin, ibu hamil juga laki-laki yang punya peran penting dalam pemenuhan gizi dan pengasuhan yang setara,” jelasnya.Sarmin mengatakan, saat ini masih ada tantangan yang dihadapi dalam penanganan stunting. Seperti 29,5 persen anemia pada remaja putri, 21 persen anemia pada ibu hamil, 10 persen Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan 16,18 persen Unmet Need di mana kebutuhan KB yang tidak terpenuhi.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/pemancing-hilang-di-sungai-progo-srandakan-masih-dalam-pencarian-tim-gabungan">Pemancing Hilang di Sungai Progo Srandakan Masih Dalam Pencarian Tim Gabungan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/bergaya-retro-cek-spesifikasi-dan-harga-honda-stylo-160">Bergaya Retro, Cek Spesifikasi dan Harga Honda Stylo 160</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/asupan-mikronutrien-dukung-perkembangan-kecerdasan-anak">Asupan Mikronutrien Dukung Perkembangan Kecerdasan Anak</a></li></ul>“Seribu Hari Pertama Kelahiran (1000 HPK) menjadi fokus dalam upaya pencegahan stunting, dengan upaya untuk menangani tantangan yang ada adalah dengan memantau konsumsi tablet tambah darah, memantau ibu hamil, memastikan baduta rutin ke posyandu tiap bulan dan mendapat ASI eksklusif dan MPASI yang kaya protein hewani,” tambahnya. (Anz) &nbsp;

stunting.jpg

 Foto: Sejumlah pihak foto bersama dalam acara Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja.

YOGYA, Jogjaaja.com Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi stunting Kota Yogyakarta tahun 2022 berada di 13,8 persen, angka ters

Pendekatan Budaya Lokal Cara Kreatif Atasi Stunting