YOGYA, Jogjaaja.com La Nina adalah fenomena peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian barat sehingga berdampak terjadi pergerakan massa di kawasan tersebut termasuk Indonesia dan Asia Tenggara dengan membawa banyak uap yang menghasilkan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/hujan">hujan</a> dengan intensitas yang lebih tinggi.Saat ini Indonesia sedang mengalami musum <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/hujan">penghujan. </a>Adanya La Nina ditambah musim <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/hujan">penghujan </a>justru meningkatkan peluang terjadinya hujan yang cukup tinggi.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/membangun-akhlak-generasi-muda-lewat-mtq-sleman-2021">Membangun Akhlak Generasi Muda Lewat MTQ Sleman 2021</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/sempat-diprotes-akibat-adegan-tak-pantas-drakor-young-lady-and-gentleman-malah-peringat-atas-berikut-link-episode-3-8">Sempat Diprotes Akibat Adegan Tak Pantas Drakor Young Lady and Gentleman Malah Peringat Atas, Berikut Link Episode 1-8</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/pengosongan-waduk-saat-la-lina-tidak-efektif-ini-kata-ahli-bencana">Pengosongan Waduk Saat La Lina Tidak Efektif, Ini Kata Ahli Bencana</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/kedubes-inggris-luncurkan-program-pemberdayaan-perempuan-remaja-sampai-disabilitas-dongkrak-digitalisasi-ekonomi">Kedubes Inggris Luncurkan Program Pemberdayaan Perempuan, Remaja, sampai Disabilitas Dongkrak Digitalisasi Ekonomi</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/6-drama-korea-terbaru-tayang-desember-2021">6 Drama Korea Terbaru, Tayang Desember 2021</a></li></ul>&nbsp;Menjelang akhir tahun ini, Indonesia diprediksi akan menghadapi La Nina sehingga akan berdampak bagi bencana <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/banjir">banjir</a> dan tanah longsor. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat harus waspada akan dampak bencana tersebut.Pakar Iklim dan Bencana <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/ugm">UGM</a>, Dr. Emilya Nurjani, mengatakan dampak yang dirasakan adanya La Nina ini adalah <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/hujan">hujan</a> yang cukup tinggi bahkan di beberapa tempat menghasilkan hujan ekstrem di atas 100 mm/hari sehingga dapat menimbulkan beberapa bencana antara lain <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/banjir">banjir</a>, longsor yang biasa disebut sebagai bencana Hidrometeorologis.Meski La Nina merupakan fenomena iklim dengan siklus tahunan per 2, 3, 5, 7 tahunan sekali. Menurutnya, bukan hanya La Nina saja, bila ada siklon, maka potensi curah hujan yang turun di wilayah Indonesia akan tinggi dan berisiko menciptakan bencana. “Siklon juga menambah bencana gelombang tinggi di pesisir dan gelombang badai,” ujarnya, Rabu (24/11).Ia menyebutkan diperkirakan hampir semua wilayah indonesia terkena dampak La Nina, namun dengan tingkat risikonya tidak sama. Bila terjadi siklon maka mempunyai potensi dampak hingga wilayah 500 km dari pusat siklon dan karena siklon terbentuk di lautan, dampak langsung memang bagi wilayah pesisir. “Wilayah lain yang masih terpengaruh oleh jarak dari pusat siklon juga akan terpengaruh,” katanya.Untuk wilayah-wilayah yang rawan memiliki potensi <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/banjir">banjir</a> dan longsor menurutnya seharusnya sudah melakukan mitigasi saat BMKG mulai mengeluarkan prediksi. Setiap ada curah <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/hujan">hujan</a> lebat, penduduk sudah harus melakukan evakuasi ke tempat yang aman yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat.&nbsp;“Perlu ada ronda malam untuk antisipasi <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/tag/banjir">banjir</a> dan longsor sehingga cepat diketahui. Tetapi kalau di wilayah tersebut sudah ada alat alarm bencana longsor maka diikuti saja bunyi sirine bencananya,” katanya.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/trailer-spider-man-no-way-home-tayang-berikut-5-musuh-spider-man-yang-akan-muncul">Trailer Spider-Man No Way Home Tayang, Berikut 5 Musuh Spider-Man yang akan Muncul</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/cerita-lengkap-nirina-zubir-jadi-korban-mafia-tanah">Cerita Lengkap Nirina Zubir Jadi Korban Mafia Tanah</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/yuk-nonton-drakor-hellbound-legal-tanpa-di-drakorindo-ini-linknya">Yuk Nonton Drakor Hellbound Legal Tanpa di Drakorindo, Ini Linknya</a></li></ul>Menanggapi kebijakan pemerintah melalui Kementerian PUPR yang akan mengosongkan ratusan waduk dan bendungan untuk menampung hujan yang datang saat La Nina dengan cara mengurangi volume air, menurutnya tidak begitu efektif sebab kondisi banyak waduk dan bendungan sekarang ini posisi ketinggian airnya sudah di titik terendah kecuali waduk-waduk besar.“Apalagi yang mau dibuang? Kalau prinsip saya, volume waduk tidak dibuang semua, tetapi dikurangi per kejadian hujan. Jadi, dihitung volume angka aman yang harus dipertahankan. Begitu hujan tinggi maka pintu waduk dibuka dan volume dikurangi sedikit demi sedikit menyesuaikan hujan yang masuk,” paparnya. (*)&nbsp;

15469--730x420px.jpg

Ilustrasi bencana banjir dan tanah longsor akibat imbas La Lina

YOGYA, Jogjaaja.com La Nina adalah fenomena peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian barat sehingga berdampak terjadi pergerakan massa di kawas