BANTUL-Menjalankan bisnis itu butuh kreativitas. Hal itulah yang dirasakan Dody Andri, seorang perajin asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
&nbsp;
Dody berhasil menciptakan produk inovatif berupa tas yang dibuat dari bahan kayu mindi. Tetapi sebelum menemukan produk tersebut, pemilik brand Ruaya tersebut harus bergelut dengan berbagai macam rintangan.
&nbsp;
Dody pun mengisahkan perjalanan hidupnya hingga akhirnya bisa membuat produk tas dari kayu mindi. Menurut Dody, setelah lulus kuliah dari Teknik Sipil Universitas Atmajaya, dirinya menjadi pemborong rumah di daerah Bantul.
&nbsp;
Kemudian suatu hari pada tahun 2015, terbersit dalam pikirannya untuk membuat produk kerajinan dari kayu. Karena itu, di saat luang, ia menyempatkan diri untuk mencari perajin kayu di daerah Pajangan, Bantul.
&nbsp;
&ldquo;Saat itu yang sedang boom adalah jam tangan kayu. Kemudian saya mencari perajin hingga akhirnya ketemu di daerah Dadapong RT 04, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul. Namun produk jam tangan tersebut tidak bertahan lama karena saya melihat banyak orang yang sudah mulai bikin sehingga persaingan harga sangat ketat,&rdquo; ujar Dody, saat ditemui di rumahnya, Sunday School Studio, Jetis, Tamantirto, Kasihan Bantul pada Kamis (9/7/2020).
&nbsp;
Karena itu, Dody kemudian kembali berinovasi dengan membuat speaker dari kayu. Tetapi pangsa pasar speaker kayu ini bisa dibilang cukup sempit. Sampai akhirnya pada tahun 2017, pria 28 tahun ini menemukan ide untuk membuat tas dari bahan kayu.
&nbsp;
&ldquo;Urip iku yen ora obah ora mamah (hidup itu kalau tidak bergerak/berusaha maka tidak akan bisa makan-red). Karena itu saya mencoba untuk berinovasi dan akhirnya berhasil membuat tas dari bahan kayu,&rdquo; tutur Dody.
&nbsp;
Dody menambahkan untuk menemukan kayu yang pas seperti saat ini, juga butuh proses Panjang. Ia harus mencoba beberapa kayu seperti kayu jati, sonokeling, dan kayu-kayu lain. Setelah sekian lama, Dody mendapat masukan dari temannya yang menyebut kayu mindi bisa digunakan untuk produknya karena memiliki serat yang bagus dan lebih ringan.
&nbsp;
&ldquo;Setelah menemukan kayu mindi ini, saya kemudian membuat desain yang kemudian dikerjakan oleh para perajin di Pajangan ini. Saya juga mengikuti berbagai pameran, baik di Jakarta maupun beberapa di luar negeri. Dari situlah, nama Ruaya semakin dikenal dan mulai banyak pemesanan,&rdquo; tandasnya.
&nbsp;
Tas buatan Dody ini memang dibuat dengan desain premium dengan kisaran harga Rp 750 ribu hingga sekitar Rp 1,2 juta. Tas-tas tersebut diminati pelanggan dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bali. Meski belum begitu banyak, penjualan tas Ruaya ini juga sudah merambah ke luar negeri. (*)

Dody Andri ciptakan tas premium dari kayu yang diberi brand Ruaya

Perajin Asal Bantul Ini Ciptakan Tas Premium dari Kayu

BANTUL-Menjalankan bisnis itu butuh kreativitas. Hal itulah yang dirasakan Dody Andri, seorang perajin asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.