YOGYA, Jogjaaja.com - Peringatan mengenai risiko keruntuhan masyarakat global atau kepunahan massal umat manusia akibat perubahan iklim telah banyak dikampanyekan.Namun, analisis mengenai risiko tersebut diklaim ‘sangat kurang dieksplorasi’.Para ilmuwan iklim mengakui, potensi tersebut memang sangat kecil kemungkinan terjadinya. Meski, jika menilik bagaimana emisi telah mempercepat perubahan iklim, skenario bencana itu pasti terjadi. Para peneliti menyebutnya ‘climate endgame’.“Menghadapi masa depan dengan percepatan perubahan iklim, sementara di sisi lain buta terhadap skenario terburuk, adalah manajemen risiko yang naif dan sangat buruk,” tulis para ilmuwan dalam laporan prosiding berjudul “Climate Endgame: Exploring catastrophic climate change scenarios”.Dalam laporan analisis yang terbit di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) itu, &nbsp;para peneliti menyebut ada ‘banyak alasan’ untuk mencurigai perubahan iklim dapat mengakibatkan bencana apokaliptik.Dengan demikian, mereka pun berpendapat bahwa dunia perlu mulai mempersiapkan kemungkinan endgame atau kiamat ini.“Menganalisis mekanisme untuk konsekuensi ekstrem ini dapat membantu menggembleng tindakan, meningkatkan ketahanan, dan menginformasikan kebijakan,” laporan tersebut menyarankan.Sementara itu, pemimpin penelitian, Luke Kemp dari Pusat Studi Risiko Eksistensial Cambridge University, menyebut ada banyak alasan untuk percaya bahwa perubahan iklim bisa menjadi bencana, bahkan pada tingkat pemanasan yang sederhana sekalipun.“Perubahan iklim telah berperan dalam setiap peristiwa kepunahan massal. Bahkan, ia telah membantu menjatuhkan kerajaan dan membentuk sejarah baru,” ujarnya, dikutip dari The Guardian, Rabu (3/8/2022).“Jalan menuju bencana, tidak terbatas pada dampak langsung dari suhu tinggi, seperti peristiwa cuaca ekstrem. Dampak langsung seperti krisis keuangan, konflik, dan wabah penyakit baru dapat memicu bencana lain,” ia mengimbuhkan.Lebih jauh, Kemp berpendapat bahwa konsekuensi dari pemanasan global selama ini telah diremehkan. Padahal, adanya penilaian risiko menyeluruh akan mempertimbangkan bagaimana risiko nantinya menyebar, berinteraksi, dan menguat.Para peneliti menegaskan, perubahan iklim tak sekadar naiknya suhu bumi. Ia dapat memperburuk atau memicu risiko bencana lainnya, seperti perang internasional atau pandemi penyakit menular, dan memperburuk kerentanan yang ada seperti kemiskinan, gagal panen, dan kekurangan air.“Jika kerapuhan politik saat ini tidak membaik secara signifikan dalam beberapa dekade mendatang, maka sabuk ketidakstabilan dengan konsekuensi yang berpotensi serius dapat terjadi,” tulis laporan tersebut.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/jelang-peringatan-hari-bakti-tni-au-jet-tempur-meraung-di-langit-jogja">Jelang Peringatan Hari Bakti TNI AU, Jet Tempur Meraung di Langit Jogja</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/dibanderol-rp-1-1-miliar-new-hyundai-palisade-tampil-lebih-mewah-1">Dibanderol Rp1,1 Miliar, New Hyundai Palisade Tampil Lebih Mewah</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/doa-dan-amalan-yang-bisa-dilakukan-saat-malam-1-muharram-atau-1-suro">Doa dan Amalan yang Bisa Dilakukan saat Malam 1 Muharram atau 1 Suro</a></li></ul> “Ada peringatan dari sejarah. Perubahan iklim telah memainkan peran dalam keruntuhan atau transformasi banyak masyarakat sebelumnya dan dalam masing-masing dari lima peristiwa kepunahan massal dalam sejarah Bumi.” (Eff)&nbsp;

ice-g5e455f6f4_1280.jpg

Para ilmuwan iklim mengakui, potensi tersebut memang sangat kecil kemungkinan terjadinya. Meski, jika menilik bagaimana emisi telah mempercepat perubahan iklim, skenario bencana itu pasti terjadi. Para peneliti menyebutnya ‘climate endgame’.

Perubahan Iklim Ancam Kehidupan Umat Manusia, Tapi Jarang Dibahas