JOGJA, Jogjaaja.com – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia dengan tema Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berlangsung di Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung). Dalam acara tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bertindak sebagai Inspektur Upacara.Meski tak dimeriahkan dengan aubade, serta dentuman bunyi meriam sebagai penanda peringatan detik-detik proklamasi, upacara yang dimulai tepat pukul 07.00 pagi itu digelar terbatas sesuai protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dan berlangsung khidmat. Selain Sri Sultan, hadir pula Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji, Ketua DPRD DIY Nuryadi, serta Pimpinan Forkompimda DIY. Peserta upacara pun hanya berasal dari aparat yang bertugas, tak mengundang peserta didik maupun perwakilan institusi sebagaimana biasa dilakukan sebelum pandemi.&nbsp;Dalam pidatonya, Sri Sultan mengatakan pada setiap&nbsp;chaos,&nbsp;manusia hendaknya dapat mengambil hikmah dan pelajaran di dalamnya. Termasuk harus dapat mengambil pelajaran atas pandemi COVID-19 yang melanda DIY.&nbsp;“Maka, jika COVID-19 dipandang layaknya&nbsp;rhizoma, ia berpotensi menumbuhkan rimpang dan tunas yang memunculkan daun. Dengan metafora&nbsp;rhizoma&nbsp;ini, pandemi pun bisa ditempatkan sebagai positif&nbsp;chaos&nbsp;yang menyemai banyak peluang pertumbuhan,” jelas Sri Sultan.&nbsp;Hal tersebut dapat diartikan bahwa ketika saat penyebaran virus terjadi, kita harus bekerja di rumah. Dengan demikian, kreativitas akan lahir. “Kita akan dipaksa untuk sering mencuci tangan dan memakai masker, dampaknya kita terbiasa dengan budaya bersih. Dampak kelanjutannya, setiap komunitas akan bersikap lebih peduli lingkungan. Maka, kerusakan alam pun bisa terkurangi secara sigmifikan,” urai&nbsp;Ngarsa Dalem.&nbsp;&nbsp;Sri Sultan juga menyampaikan pesan agar masyarakat senantiasa melakukan pengetatan demi menekan laju penularan COVID-19. Dengan adanya sikap kooperatif, seluruh lapisan masyarakat tersebut, DIY sebagai kesatuan aglomerasi dapat menunjukkan tren yang terus membaik.&nbsp;“Dalam kaitan itu, saya sudah mengingatkan, bahwa pepatah&nbsp;"mangan ora mangan waton kumpul”&nbsp;yang dulu lekat sebagai ikatan kekerabatan kita, kini tidak tepat lagi untuk dijadikan anutan keluarga. Karena itu, bagi yang terpapar harus berbesar hati dan rela dipindahkan ke&nbsp;shelter&nbsp;atau isolasi terpadu secara berjenjang,” pesan Sri Sultan.Dengan adanya kontrol kuta pada kelompok terendah, diharapkan tingkat penularan di tingkat keluarga dan RT bisa ditekan. “Insyaallah&nbsp;secara bertahap kondisi kita akan terus membaik, hingga bisa hidup normal kembali dengan cara baru. Saya mengajak seluruh warga untuk menumbuhkan optimisme dan saling percaya antar kita untuk melawan COVID-19 yang tak bisa diramalkan sampai kapan berakhirnya,” lanjutnya.Meski demikian, Sri Sultan menegaskan, bahwa pola kehidupan baru nantinya harus dapat menerima konsekuensi hidup berdampingan dengan COVID-19. “Dengan penemuan vaksin, bahkan mungkin nanti obat anti Covid-19, akan bisa memberi jaminan kesehatan dan rasa aman. Kita juga harus percaya, bahwa di balik kesulitan selalu ada kemudahan,” ucap&nbsp;Ngarsa Dalem. (*)

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memimpin upacara Peringatan HUT ke-76 RI di Yogyakarta.

upacara hut ri di yogyakarta.jpg

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia dengan tema Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berlangsung di Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung). Dalam acara tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bertindak sebagai Inspektur Upacara.

Pimpin Upacara HUT ke-76 RI di DIY, Sri Sultan Ajak Masyarakat Tetap Cegah Penularan COVID-19