Rencana untuk mendirikan UKM Center di Kabupaten Kulon Progo hingga kini belum bisa terealisasi. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Kulon Progo menyebut pihaknya terkendala lahan dan administrasi.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Kulon Progo Sri Harmintarti mengatakan pihaknya pernah mengusulkan pembangunan UKM Center pada tahun 2017 lalu. Ada tiga alternatif tempat yang menjadi pilihan, yaitu Dudukan Sentolo, Perbengkelan Aneka Usaha, dan Rest Area Desa Sindutan Temon.
&ldquo;Setelah dilakukan survey, tempat-tempat tersebut tidak memenuhi persyaratan. Kemudian kami mengupayakan bekas kantor Dinas Kesehatan di kawasan Alun-alun Wates tapi terkendala administrasi karena lahannya milik Puro Pakualaman,&rdquo; ujar Sri Harmintarti.
Menurut Sri, penggunaan bekas Dinas Kesehatan untuk UKM Center diusulkan bupati terdahulu. Untuk pemanfaatannya dikelola Dinas Koperasi dan UKM, sehingga pembuatannya tidak membutuhkan dana APBD.
Sri menambahkan sebenarnya Dinas Koperasi dan UKM dapat bekerja sama dengan pihak ketiga dan pihak ketiga yang merenovasi UKM Center sepanjang tidak mengubah cagar budaya yang ada. Kajian telah dilakukan tetapi terkendala tanah yang merupakan tanah Pakualaman dan jika menggunakan tanah tersebut harus melalui izin Puro Pakualaman.
Lahan bekas kantor Dinas Kesehatan memang sangat strategis dan sesuai rencanai detail tata ruang (RDTR). Saat ini, proses pemanfaatan dan administrasi masih di Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kulon Progo.
&ldquo;Kami juga masih menunggu hasil keputusan dari BKAD soal penggunaan kantor bekas Dinas Kesehatan,&rdquo;&nbsp; imbuhnya.
Rencananya UKM Center ini di dalamnya ada rumah kemasan, Pusat Informasi UKM, market place sebagai media pemasaran online untuk UMKM Kulon Progo, dan tempat konsultasi.
&ldquo;Anggaran untuk pembangunan UKM Center sebesar Rp 350 juta. Tetapi sampai saat ini, untuk 2020 belum dianggarkan pembuatan UKM Center,&rdquo; katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Priyo Santoso mengatakan, jumlah UKM di wilayah Kulon Progo mencapai 35 ribu. &ldquo;Jumlah UKM tersebut masih terkendala dalam hal pengemasan dan pemasaran. Untuk itu, kami dari Komisi II DRPD Kulon Progo ingin membuat program percepatan pengembangan UKM dalam bentuk UKM Center,&rdquo; tuturnya.
Saat ini, pasar tradisional sudah mulai ditinggalkan kaum milenial yang akrab dengan gawai. Karena itu Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Perdagangan harus mulai melakukan modernisasi pasar dengan cara daring.
Sejauh ini, laman yang dirintis Pemkab Kulon Progo melalui belabelikulonprogo.com belum mampu mendongkrak penjualan produk UKM dan IKM, sehingga perlu ada UKM Center.
&ldquo;Jumlah produk unggulan di Kulon Progo lebih dari 300 produk, dan masih belum mampu bersaing di pasaran. Untuk itu, UKM Center sangat mendesak didirikan guna memecahkan persoalan UKM,&rdquo; pungkasnya.
&nbsp;
&nbsp;
&nbsp;

Produk UKM Kulon Progo saat acara Gebyar UKM Gumregah

Rencana Pendirian UKM Center di Kulon Progo Masih Mengalami Kendala

Rencana untuk mendirikan UKM Center di Kabupaten Kulon Progo hingga kini belum bisa terealisasi. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Kulon Progo menyebut pihaknya terkendala lahan dan administrasi.