JAKARTA-Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5 persen.
Kenaikan cukai rokok ini meliputi sigaret putih mesin (SPM) golongan I 18,4 persen, sigaret putih mesin golongan IIA 16,5 pesen, sigaret putih mesin IIB 18,1 persen, sigaret kretek mesik (SKM) golongan I 16,9 persen, sigaret kretek mesin golongan IIA 13,8 persen, dan sigaret kretek mesin golongan IIB 15,4 persen.
Dengan komposisi seperti itu, rata-rata kenaikan tarif cukai rokok adalah sebesar 12,5 persen. Kenaikan ini mulai berlaku pada 1 Februari 2020. Namun, kenaikan tarif cukai rokok itu tidak berlaku untuk sigaret kretek tangan.
&ldquo;Sementara itu, untuk sigaret kretek tangan (SKT), tarif cukainya tidak berubah. Atau dalam hal ini tidak dinaikkan. Artinya kenaikannya 0 persen,&rdquo; ujar Sri Mulyani dalam Press Statement: Kebijakan Cukai Rokok di Jakarta, Kamis (10/12/2020).
<img src="/uploads/image/image/1607580056242.png" alt="" />
Menurut Menkeu, kebijakan tersebut didasari karakter sigaret kretek tangan memiliki tenaga kerja yang cukup besar. Kenaikan pada golongan ini akan memberikan dampak terhadap 1,6 juta dari kalangan petani dan keluarganya.
Selain itu, berdasarkan data dari Kemenkeu, pada tahun 2017, terdapat 158.552 pekerja terkait langsung dengan SKT. (*)
&nbsp;
&nbsp;

Kenaikan cukai rokok berdampak pada maraknya rokok ilegal

Sah! Cukai Rokok Naik 12,5 Persen Mulai Februari 2021

JAKARTA-Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5 persen.