BANTUL, Jogjaaja.com – Seperti biasa, pagi itu Kusmono tampak sibuk. Begitu tiba di Elvano Quail Farm, peternakan burung puyuh miliknya, ia langsung membersihkan sisa-sisa pakan yang tercecer di lantai.&nbsp;Dengan sigap, Kusmono menyapu dan mengumpulkan sisa-sisa pakan tersebut untuk kemudian ditebar ke kolam lele yang terletak di depan kandang. Tak lupa, pria asal Tegal ini juga mengelap lantai akibat tumpahan minuman burung puyuh.“Sisa-sisa pakan ini bisa dimanfaatkan untuk memberi makan lele. Jadi sisa makanan tidak terbuang, dan lele mendapat protein tinggi,” ungkap Kusmono.Selepas itu, Kusmono juga membersihkan kotoran burung puyuh. Kotoran ini dikumpulkan di samping kandang dan biasanya diambil oleh pengepul untuk dijadikan pupuk kandang.Aktivitas Kusmono berlanjut dengan mengambil telur-telur burung puyuh. Ia masukkan telur-telur puyuh tersebut ke dalam wadah. Nantinya telur-telur ini dipasarkan di area sekitar.Setelah selesai mengumpulkan telur, ia pun menuju ke lokasi penetasan. Di situ, Kusmono membalikkan telur-telur yang siap untuk ditetaskan.Tak lupa, ia juga menyemprot telur yang siap menetas. Tujuannya agar telur-telur tersebut mendapat kelembaban dan siap untuk menetas.“Telur-telur ini harus rutin kita semprot untuk memberikan kelembaban. Kalau tidak kita semprot, telur-telur ini akan kepanasan dan bisa berakibat gagal menetas,” lanjut Kusmono.<figure class="media"><oembed url="https://www.youtube.com/watch?v=DmYIIRmuihc"></oembed></figure>Kusmono merupakan peternak burung puyuh di Dusun Onggopatran RT 02/RW 38, Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya, Kusmono merupakan sopir taksi di Bandara Adisutjipto. Namun di sela-sela kesibukannya sebagai sopir taksi bandara, pria 37 tahun ini mulai belajar beternak burung puyuh, tepatnya pada tahun 2004.“Beternak burung puyuh ini awalnya bisa disambi mas karena hanya butuh waktu sekitar setengah jam untuk mengurusnya. Tapi sejak tahun 2010, saya mulai serius ngurusin ternak burung puyuh ini,” kisah ayah 3 anak ini.Seiring berjalannya waktu, peternakan burung puyuh Kusmono semakin berkembang. Ia pun bisa menyuplai burung puyuh ke area Yogyakarta hingga ke Jawa Tengah.“Usaha seperti ini banyak sekali tantangannya. Kita harus jatuh, bangun lagi, jatuh, bangun lagi. Saya sudah terbiasa mengalami hal seperti itu. Tapi alhamdulillah sampai sekarang saya masih dipercaya untuk beternak burung puyuh,” tuturnya.Hanya saja, menurut Kusmono, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang dilakukan Pemerintah membuat penjualan burung puyuhnya menurun drastis. Hal ini disebabkan para pembeli dari luar Yogyakarta kesulitan untuk mendapatkan suplai burung puyuh dari Elvano Quail Farm.“Kondisi seperti saat ini memang cukup berat. Tapi saya akan berusaha sekuat tenaga untuk bertahan karena selepas PPKM, harga telur puyuh maupun burung puyuh dipastikan akan tinggi. Selain itu, kalau saya berhenti, dan harus mulai dari awal lagi, saya tidak punya modal lagi. Saya berharap PPKM segera berakhir dan kondisi berangsur normal,” pungkasnya. (*)&nbsp;&nbsp;

Owner Elvano Quail Farm Kusmono,  sedang berada di depan kandang burung puyuh miliknya.

cara ternak burung puyuh.jpg

Seperti biasa, pagi itu Kusmono tampak sibuk. Begitu tiba di Elvano Quail Farm, peternakan burung puyuh miliknya, ia langsung membersihkan sisa-sisa pakan yang tercecer di lantai. 

Sempat Jatuh Bangun, Mantan Sopir Taksi Bandara Sukses Beternak Burung Puyuh