Sisi timur GOR Amongrogo akan menjadi salah satu alternatif tempat parkir untuk bus. Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta mengusulkan hal tersebut untuk mengatasi keterbatasan kapasitas parkir sekaligus mengurangi kepadatan di dalam kota.
&ldquo;Lokasi parkir ini diuji coba sejak Sabtu (14/12/2019) dan dilanjutkan Minggu (15/12/2019). Tempat parkir ini kami buka jika tempat khusus parkir di sekitar kawasan Malioboro seperti Abu Bakar Ali, Senopati, dan Ngabean sudah penuh,&rdquo; ujar Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Windarto seperti dikutip dari Antara.
Pada Sabtu (14/12/2019), tempat parkir di timur GOR Amongrogo tersebut dibuka mulai pukul 15.00 WIB hingga sekitar pukul 21.00 WIB. Kebijakan ini juga merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan saat libur akhir tahun.
Dinas Perhubungan tidak hanya memberikan tempat parkir alternative, tetapi juga bekerja sama dengan TransJogja sebagai armada shuttle untuk mengantarkan wisatawan pergi-pulang ke Malioboro, tepatnya di Jalan Suryatmajan.
&ldquo;Ada delapan armada TransJogja yang disiapkan. Jika kurang, maka akan ditambah dua armada lagi,&rdquo; katanya.
Windarto mengatakan, bus pariwisata yang diarahkan parkir di tempat parkir alternatif tersebut adalah bus yang masuk Kota Yogyakarta dari arah timur atau dari Jalan Kusumanegara.
Di perempatan SGM, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta menyiagakan sejumlah petugas untuk mengerahkan bus pariwisata agar memanfaatkan lokasi parkir alternatif tersebut.
Wisatawan kemudian diarahkan menggunakan shuttle bus untuk menuju Malioboro dengan tarif sesuai tarif perjalanan TransJogja yaitu Rp 3.500 per penumpang untuk sekali perjalanan sehingga wisatawan akan membayar Rp 7.000 untuk perjalanan pergi-pulang.
&ldquo;Saya kira tarif tersebut tidak terlalu mahal. Apalagi jika melihat jarak satu trip perjalanan pergi-pulang dari GOR Amongrogo hingga Jalan Suryatmajan dan kembali lagi ke GOR Amongrogo adalah sekitar 7,5 kilometer.
Windarto menambahkan, lokasi parkir alternatif tersebut mampu menampung hingga 75 bus pariwisata ukuran besar.
&ldquo;Yang pasti pengemudi juga akan merasa senang karena mereka tidak perlu harus berputar-putar di sekitar Malioboro untuk mencari lokasi parkir. Di sini, mesin bus bisa dimatikan dan sopirnya bisa beristirahat,&rdquo; imbuhnya.
Meskipun demikian, Windarto mengatakan masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki agar layanan shuttle bus untuk wisatawan bisa semakin lancar dan memenuhi kebutuhan.
&ldquo;Uji coba memang hanya dijadwalkan dua hari. Tetapi, kami akan lihat bagaimana kondisi selanjutnya saat Senin (16/12). Jika dibutuhkan, maka akan dibuka lagi,&rdquo; katanya.
Sementara itu, Kepala SMP 2 Palimanan Cirebon Dedi Sukandi yang memimpin rombongan siswa dan guru di sekolahnya berwisata di Yogyakarta menyebut kebijakan parkir alternatif tersebut cukup bagus.
&ldquo;Kebijakan seperti ini sudah diterapkan di beberapa tempat wisata di daerah lain. Hanya saja, manajemennya harus diperbaiki lagi. Misalnya, shuttle bus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Tidak seperti sekarang yang harus menunggu dulu,&rdquo; tuturnya.
Jika jumlah armada bus masih terbatas, Dedi menyarankan agar dibuat sistem antrian sehingga wisatawan tidak saling berebut untuk masuk ke dalam bus. Dedi juga mengusulkan agar ada tempat khusus untuk penjualan tiket shuttle bus sehingga koordinasi siswa bisa semakin mudah dan uang pembelian tiket pun tercatat dengan baik.
&nbsp;
&nbsp;

Dishub Uji Coba sisi timur GOR Amongrogo sebagai alternatif parkir bus pariwisata

Sisi Timur GOR Amongrogo Dijadikan Alternatif Parkir Bus Pariwisata

Sisi timur GOR Amongrogo akan menjadi salah satu alternatif tempat parkir untuk bus. Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta mengusulkan hal tersebut untuk mengatasi keterbatasan kapasitas parkir sekaligus mengurangi kepadatan di dalam kota.