YOGYAKARTA-Awan mendung menyelimuti Kota Yogyakarta, Kamis (17/12/2020). Namun wajah cerah dan ramah Muhammad Esperanza saat menyambut kedatangan Jogjaaja.com, membuat suasana siang itu menjadi begitu hangat.
Pria yang akrab disapa Esperanza ini tinggal di salah satu sudut kota Yogyakarta, tepatnya di ujung sebuah gang kecil di Kawasan Semaki Gede, Umbulharjo. Di pagar rumahnya terpasang spanduk &lsquo;Danwin Food&rsquo; yang menjual aneka olahan ikan.
Sehari-hari Esperanza memang menjual berbagai aneka olahan ikan. Ada beberapa freezer di kios kecil yang terletak di depan bangunan utama rumahnya untuk menyimpan berbagai macam olahan ikan yang ia jual.
Begitu masuk gang menuju rumahnya, banyak terdapat pot-pot tanaman stroberi. Selain itu, ember hitam berukuran besar tampak berjejer.
Ember-ember besar itu berisi ikan lele yang sengaja ia budidayakan. Esperanza menyebutnya dengan nama Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember). Tak hanya lele, dalam proses Budikdamber ini, ia juga bisa memanfaatkan bagian atas ember untuk menanam sayuran.
&ldquo;Budikdamber ini saya buat di awal pandemi COVID-19. Awalnya saya berpikir bagaimana memanfaatkan lahan sempit ini untuk ketahanan pangan keluarga. Akhirnya saya membuat Budikdamber ini,&rdquo; tuturnya.&nbsp;
Pria asal Pekalongan ini kemudian melihat video-video tutorial di Youtube mengenai budidaya ikan lele khususnya Budikdamber. Ia pun kemudian belajar bagaimana membuat lubang-lubang di tutup ember lewat tutorial tersebut.
&ldquo;Akhirnya saya menemukan cara sederhana untuk melubangi tutup ember agar bisa dimanfaatkan sebagai tempat menanam sayur. Saya menggunakan cara manual dengan memanaskan kaleng bekas rokok dan besi untuk membuat lubang tersebut,&rdquo; tandasnya.&nbsp;
<iframe src="//www.youtube.com/embed/T7d6jeDAOeI" width="560" height="314" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>
Namun upaya Esperanza untuk membudidayakan lele di dalam ember tidak berjalan mulus. Ayah 2 anak ini sempat mengalami kerugian karena angka kematian lele di dalam ember tersebut cukup tinggi.
Seiring berjalannya waktu, Esperanza akhirnya menemukan formula yang tepat. Satu ember cukup diisi dengan 35 ekor bibit lele. Hasilnya, angka kematian lele menjadi sangat minim.
&ldquo;Lele-lele ini bisa saya panen saat usia 4,5 bulan. Tidak hanya untuk konsumsi pribadi, lele-lele ini juga saya jual. Sebagian kami olah menjadi lesigor (lele siap goreng) yang bisa disimpan di freezer,&rdquo; lanjutnya.
Tak hanya lele, bagian tutup ember juga bisa digunakan untuk menanam sayuran seperti kangkung dengan metode mirip hidroponik. Sayuran kangkung tersebut ditanam di gelas air mineral yang diberi potongan arang dan diberi lubang-lubang kecil. Sayuran tersebut bisa tumbuh subur karena terendam air ikan lele.
Selain kangkung, beberapa tanaman yang bisa ditanam dengan metode ini adalah sawi, selada, dan seledri atau biasa dikenal dengan sebutan K3S. Tanaman-tanaman itu dinilai sesuai untuk melengkapi Budikdamber karena masa panennya singkat.
Berbekal pengalaman pribadinya, Esperanza mengajak masyarakat khususnya masyarakat perkotaan, untuk memanfaatkan lahan sempit. Menurutnya, lahan sempit bukanlah kendala untuk melakukan kegiatan produktif.
&ldquo;Buat masyarakat yang memiliki lahan sempit di rumahnya, marilah kita produktif. Budikdamber mungkin bisa menjadi salah satu solusi. Selain membuat rumah kita asri, Budikdamber juga bisa menjadi solusi ketahanan pangan keluarga,&rdquo; pungkasnya. (*)

Solusi Ketahanan Pangan di Masa Pandemi, Muhammad Esperanza Kembangkan Budikdamber 

YOGYAKARTA-Awan mendung menyelimuti Kota Yogyakarta, Kamis (17/12/2020). Namun wajah cerah dan ramah Muhammad Esperanza saat menyambut kedatangan Jogjaaja.com, membuat suasana siang itu menjadi begitu hangat.