JAKARTA-Tim asal Indonesia, Team Techeetah beberapa hari lalu mengumumkan keikutsertaannya di ajang balap offroad elektrik, Extreme E, sebagai satu-satunya wakil dari Asia. Ajang balap Extreme E rencananya akan diselenggarakan perdana pada awal tahun 2021.&nbsp;
Team Techeetah dimiliki oleh Indover Group, sebuah perusahaan private equity dan investasi asal Indonesia yang berfokus pada green technology. Berbasis di Jakarta, Team Techeetah berambisi membuat masyarakat Asia bangga. Bahkan mereka berkomitmen untuk mengembangkan pebalap Asia di masa yang akan datang.&nbsp;
Team Techeetah merupakan bagian dari brand Techeetah yang dikelola oleh Seca, pemilik tim DS Techeetah yang berkompetisi di Formula E. Di Formula E, kiprah Techeetah dengan timnya DS Techeetah tak perlu diragukan lagi. Mereka menjadi juara secara beruntun sejak berkompetisi pada tahun 2016.&nbsp;
DS Techeetah memenangi gelar juara dunia pebalap pada musim 2017-2018 dan pada musim 2018-2019 memenangi gelar juara pebalap sekaligus konstruktor. Prestasi ini Kembali dipertahankan pada musim 2019-2020.&nbsp;
Alejandro Agag, Founder dan CEO Extreme E mengatakan, &ldquo;Techeetah telah meraih kesuksesan yang sulit ditandingi di Formula E. Jadi kami dengan bangga menyambut kedatangan Team Techeetah TECHEETAH dalam keluarga kami,&rdquo; ujar Founder dan CEO Extreme E, Alejandro Agag.&nbsp;
Extreme E menawarkan nilai jual yang unik di ajang balap motor racing, dengan menggunakan SUV elektrik yang saling berkompetisi di lima wilayah paling ekstrim dan terpencil di planet bumi. Dengan mesin yang benar-benar baru, balapan Extreme E menjanjikan tantangan yang besar bagi seluruh tim dan para pebalapnya.&nbsp;
Edmund Chu, Presiden Team Techeetah mengatakan pihaknya sangat termotivasi dengan tantangan yang diberikan oleh Extreme E. Menurutnya mobil yang digunakan cukup menarik. Begitu juga dengan lokasi dan format balapannya.&nbsp;
&ldquo;Di Techeetah kami ingin mengeluarkan sisi terbaik dari emerging technology untuk meningkatkan performa balapan dan kami tidak sabar membawa energi ini ke Extreme E. Kami memiliki fokus pada green issues dan ingin mengajak anak muda menyaksikan sebuah perhelatan yang menggabungkan balapan, kepedulian lingkungan, serta petualangan,&rdquo; tutur Edmund Chu.&nbsp;
Para pebalap akan saling beradu dengan mengendarai E-SUV Odyssey 21 yang dibuat secara khusus untuk ajang Extreme E. Seperti tim lainnya, Team Techeetah memiliki kesempatan untuk mengkustomisasi kendaraan seperti penutup mesin, bumper depan dan belakang, bagian lampu, agar menyerupai kendaraan yang digunakan sehari-hari.&nbsp;
Team Techeetah bersama tim lainnya akan berlomba di lima lokasi yang menantang seperti gunung, gletser, hutan hujan tropis, gurun pasir, dan pesisir pantai. Kelima lokasi ini dipilih untuk merepresentasikan wilayah yang mengalami kerusakan oleh ulah manusa dan menjadi dampak dari perubahan iklim. Extreme E dirancang untuk merevolusi motorsport dengan menampilkan inovasi teknologi sekaligus meningkatkan kesadaran akan lingkungan.&nbsp;&nbsp;
Team Techeetah menggantikan tempat Venturi di musim pertama Extreme E. Venturi memutuskan untuk memfokuskan diri pada balapan Formula E dan program perjalanan ke luar angkasa.&nbsp;
Tes kendaraan Extreme E akan dilakukan pada bulan Desember 2020 sebelum seluruh kendaraan akan dinaikkan ke paddock apung di kapal RMS St. Helena, menjelang race pembuka pada awal 2021. (*)
&nbsp;

Tim Techeetah siap bertarung di ajang Extreme E

Team Techeetah Siap Bertarung di Ajang Extreme E

JAKARTA-Tim asal Indonesia, Team Techeetah beberapa hari lalu mengumumkan keikutsertaannya di ajang balap offroad elektrik, Extreme E, sebagai satu-satunya wakil dari Asia. Ajang balap Extreme E rencananya akan diselenggarakan perdana pada awal tahun 2021.