BANTUL-Penutupan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sejak Rabu, 8 April 2020 telah membuat warga resah. Sampah rumah tangga mereka menjadi menumpuk karena tidak ada pengambilan sampah dari petugas.&nbsp;Seperti yang dialami Lia, warga Kaligawe RT 02, Kelurahan Bantul, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Ibu dua anak ini merasa risih karena sampah rumah tangganya tidak diambil petugas dalam beberapa hari terakhir.&nbsp;“Kami memang ada tempat sampah di depan rumah. Tetapi sampah jadi menumpuk sekarang ini. Terus terang kami bingung harus buang ke mana. Apalagi kami baru tahu kalau TPST Piyungan ditutup sejak Rabu lalu,” ujarnya.&nbsp;Penutupan TPST Piyungan sejak Rabu (8/4/2020) terjadi karena selama musim hujan kondisi landfill TPST semakin becek sehingga daya dukung lahan untuk menumpu beratnya alat tidak lagi memungkinkan. Akibatnya, operasi alat berat yang bekerja untuk melayani bongkaran sampah dari armada truk sering amblas.&nbsp;Saat ini pengelola TPST Piyungan hanya memiliki empat alat berat, yang terdiri dari tiga ekskavator dan satu buldozer. Karena keterbatasan alat dan bahkan sering rusak, maka pengelola memutuskan untuk menutup sementara TPST Piyungan ini.&nbsp;Situasi ini menjadi semakin tak terkendali pada Selasa (7/4/2020) lalu. Antrian truk mengular sampai 1,5 kilometer. Petugas tidak dapat melayani armada pembuangan sampah dengan maksimal karena dermaga yang berfungsi hanya satu hingga akhirnya dilakukan penutupan. (*)

TPST Piyungan Ditutup, Warga Mulai Kesulitan Membuang Sampah

BANTUL-Penutupan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sejak Rabu, 8 April 2020 telah membuat warga resah. Sampah rumah tangga mereka menjadi menumpuk karena tidak ada pengambilan sampah dari petugas.