SALAH satu bukti peradaban Islam di dunia adalah dengan adanya masjid. Hal ini karena masjid merupakan monument keagamaan yang paling dihormati umat Islam di seluruh belahan dunia.Salah satunya ialah masjid yang ada di daratan Afrika, khususnya di kota Mali, Afrika Barat yang diberi nama Masjid Djenne.Berikut penjelasan sejarah Masjid Djenne :Terletak di pedalaman gersang Gurun Sahara yang panas di Mali selatan, Masjid Agung Djenné pertama kali didirikan pada 1240 M oleh penguasa Djenne, Sultan Kunboro.Sebelum menjadi masjid bangunan megah yang memiliki struktur bangunan yang memikat dan langsung memicu imajinasi ini merupakan istana.Namun setelah Sutlan Kunboro memeluk Islam, bangunan ini dialihfungsikan sebagai masjid. Masjid Djenne memiliki tinggi hampir 20 meter dan dibangun di atas lahan sepanjang 91 meter, bangunan itu adalah bangunan berbahan baku lumpur terbesar di dunia dan contoh terbaik arsitektur Sudano-Sahel, gaya bangunan di wilayah setempat yang memiliki ciri khas plesteran batako dan perancah kayu.Masjid raksasa itu tanpa diragukan lagi menjadi&nbsp;pusat kehidupan kota Djenné yang dilindungi oleh Unesco.Dikutip dari beberapa sumber, masjid Agung ini memiliki tiga menara yang khas, dengan ratusan batang pohon palem, yang dikenal sebagai 'toron', menonjol keluar dari dinding bangunan.Setelah mengunjungi tempat ini pada awal 1900-an, dengan penuh semangat, jurnalis Perancis Félix Dubois menggambarkan masjid itu sebagai 'persilangan antara (bentuk) landak dan organ gereja'.Masjid Agung tetap sejuk bahkan selama hari-hari terpanas. Sebuah kisi dari 90 kolom kayu menopang atap dan dinding, yang menginsulasi sengat panas matahari.Atapnya, sementara itu, memiliki beberapa bukaan yang memungkinkan aliran udara segar masuk saat musim kemarau, tetapi dapat ditutup dengan penutup terakota selama musim hujan. Ruang sholat masjid dapat memuat 3.000 orang.Uniknya struktur bangunan yang terbuat dari lumpur ini membutuhkan penguatan setiap tahunnya. Dinding Masjid Agung Djenné direkonstruksi menggunakan lumpur setiap bulan April dalam acara yang digelar selama satu hari yang epik.Acara ini disebut Crépissage (memasang plester) demi memastikan bahwa masjid Djenne aman dari musim hujan.Pada masa Syekh Amadou, masjid yang terbuat dari tanah liat atau lumpur ini mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi pertama dilakukan pada 1830 Masehi karena bangunan pertama sudah lapuk dan runtuh. Sedangkan, renovasi selanjutnya dilakukan oleh &nbsp;para saudagar setempat pada 1907.Bangunan ini sendiri merefleksikan kearifan lokal masyarakat Afrika Barat. Masjid Agung Djenne bisa dikatakan merupakan karya spektakuler sekaligus bukti kehebatan arsitek muslim.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/sunmor-katris-di-bulan-ramadan-jadi-ajang-ngabuburit-sekaligus-tingkatkan-perekonomian-umkm">Sunmor Katris di Bulan Ramadan Jadi Ajang 'Ngabuburit' Sekaligus Tingkatkan Perekonomian UMKM</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/daftar-20-investasi-bodong-yang-diblokir-ojk-masih-ada-yang-mengaku-resmi">Daftar 20 Investasi Bodong yang Diblokir OJK, Masih Ada yang Mengaku Resmi</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/sempat-dikira-halu-aespa-akhirnya-tampil-di-coachella-2022">Sempat Dikira Halu, Aespa Akhirnya Tampil Di Coachella 2022</a></li></ul>Dia adalah Ismaila Traore yang mampu secara ciamik 'menyulap' lumpur-lumpur tersebut menjadi bangunan bernilai seni tinggi. (Mg-01) &nbsp;

Screenshot_2022-04-26-22-33-53-03.jpg

Masjid Djenne memiliki tinggi hampir 20 meter dan dibangun di atas lahan sepanjang 91 meter, bangunan itu adalah bangunan berbahan baku lumpur terbesar di dunia

Uniknya Masjid Djenne Terbuat dari Bahan Dasar Lumpur