BANTUL - Kesibukan tampak terlihat di tempat produksi patung rohani Malta Jaya Art, yang terletak di Dusun Dodotan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, siang itu. Sejumlah pekerja berkutat dengan bagiannya masing-masing.
Di bagian pencetakan patung, para pekerja tengah mencetak patung Bunda Maria dengan bahan fiberglass. Mereka memasukkan fiberglass cair dalam cetakan. Proses ini harus dilalui dengan penuh kesabaran agar hasil cetakan bagus.
Setelah selesai dicetak, patung kemudian dibersihkan dan dihaluskan. Proses selanjutnya adalah dengan mengecat patung-patung yang sudah dibuat.
&ldquo;Memang harus telaten untuk mencetak patung-patung ini sampai menghaluskan agar hasilnya maksimal,&rdquo; tutur salah seorang karyawan bernama Rully.
Pendapat senada dilontarkan Tomy yang sudah dua tahun lebih bekerja di Malta Jaya Art. Menurut Tomy, awalnya ia bekerja di bagian packing. Namun, saat ini Tomy bekerja di bagian finishing pengecatan.
&ldquo;Memang harus sabar dan teliti dalam proses mengecat ini. Dalam sehari, paling tidak saya bisa mengecat 50 patung. Kadang-kadang juga lebih, tergantung tingkat kesulitannya,&rdquo; kata Tomy.
Pemilik Malta Jaya Art, Fransiscus Asisi Tri Atmojo menjelaskan saat ini dirinya memiliki tujuh karyawan. Para karyawan ini mendapatkan upah harian bervariasi, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 100.000.
Selain mempekerjakan karyawan, Tri juga membuat sistem kemitraan. Sistem ini sudah berjalan sejak 2007. Dengan sistem ini, keuntungan Tri untuk tiap produk memang lebih sedikit. Tetapi hasil keseluruhannya lebih menguntungkan.
&ldquo;Mitra ini adalah orang-orang yang ingin mandiri. Tapi kita pinjamin modal atau bisa juga tempat. Nah, mereka nanti jualnya ke kita. Mitra-mitra ini disesuaikan dengan keahliannya. Yang ahli cetak ya cetak saja, yang ahli finishing ngecat ya ngecat saja. Cetak dijual ditempat finishing, terus dijual ke bagian packing di tempat kita. Jadi masing-masing sudah menjadi quality control sendiri-sendiri,&rdquo; ungkap Tri.
Sistem kemitraan ini juga banyak peminatnya karena para mitra berpeluang mendapatkan pendapatan jauh di atas upah minimal provinsi (UMP). Tak heran jika jumlah mitra Matra Jaya Art mencapai sekitar 80 orang. Dengan sistem seperti ini, Tri juga secara tidak langsung ikut berperan mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.
&ldquo;Para mitra ini berpeluang mendapatkan hasil yang cukup besar. Gajian mereka per dua minggu. Dalam dua minggu, mitra ini bisa mendapatkan pendapatan Rp 2 juta. Bahkan ada mitra yang dalam dua minggu bisa mendapatkan Rp 6 juta,&rdquo; imbuh Tri.
Bagi Tri, mitra dan karyawan adalah ujung tombak dalam pengembangan usaha patung rohani miliknya ini. Karena itu, Tri kerap memanjakan mitra dan karyawannya.
&ldquo;Paling tidak, di akhir tahun atau awal tahun saya mengajak para mitra atau karyawan dan keluarganya untuk piknik atau mengadakan acara bareng di sini. Di situ, ada doorprize. Terakhir kemarin doorprize utamanya adalah motor. Semua itu saya lakukan sebagai wujud terima kasih kepada mitra dan karyawan,&rdquo; pungkasnya.

Pekerja tengah mengecat patung rohani di tempat produksi Malta Jaya Art.

Usaha Patung Rohani Malta Jaya Art Dongkrak Perekonomian Masyarakat Sekitar

BANTUL - Kesibukan tampak terlihat di tempat produksi patung rohani Malta Jaya Art, yang terletak di Dusun Dodotan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, siang itu. Sejumlah pekerja berkutat dengan bagiannya masing-masing.