Wedang uwuh kini menjadi salah satu minuman yang cukup populer. Selain nikmat dan menghangatkan badan, dengan racikan beragam rempah (daun cengkeh, kayu manis, daun pala, jahe, kayu secang) dan pemanis dari gula batu, wedang uwuh disebut-sebut berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti batuk, capek, masuk angin, pegal, dan kembung.
Meningkatnya popularitas wedang uwuh, membuat produsen minuman asli Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini semakin bertambah banyak. Salah satu produsen wedang uwuh yang konsisten dan selalu berusaha membuat inovasi adalah Supriyanto Tri Raharjo. Warga Dusun Tilaman, Imogiri ini sudah mulai menjadi produsen wedang uwuh sejak 9 tahun silam.
&ldquo;Saya mulai membuat wedang uwuh pada tahun 2010. Saat itu saya berpikir ingin bisa menjual wedang uwuh ini keluar Imogiri. Makanya, wedang uwuh produksi saya ini pemasarannya lebih menyasar toko oleh-oleh,&rdquo; terang Supriyanto.
Dengan berbagai inovasi yang telah dilakukan, wedang uwuh buatan Supriyanto sedikit berbeda dengan wedang uwuh lainnya. Gula batu dan jahenya dibuat dalam bentuk kristal seperti gula pasir. Namun rempah lainnya masih dipertahankan seperti aslinya. Kemudian wedang uwuh ini dikemas dalam sebuah paper bag kecil. Paper bag wedang uwuh merk Gites ini dibuat dengan packaging yang cukup menarik.
&ldquo;Awalnya dulu saya membuat wedang uwuh dalam bentuk cair seperti sirup. Namun ternyata tidak tahan lama. Makanya saya kemudian membuatnya dalam bentuk kristal. Pembuatannya menggunakan mesin cuci bekas untuk mengambil sari jahe, lalu dimasak dengan gula batu sampai menjadi kristal bubuk,&rdquo; beber pria yang akrab disapa Supri ini.
Dengan metode seperti itu, wedang uwuh buatan Supriyanto bisa tahan hingga tujuh bulan. Selain itu, wedang uwuh produksi ayah satu anak ini juga sudah mengantongi izin PIRT, BPOM, dan sertifikat halal MUI.
Pemasaran wedang uwuh produksi Supriyanto kini sudah merambah ke ratusan toko oleh-oleh di jalan yang menjadi akses pintu masuk Jogja, seperti Jalan Wates di bagian barat, Prambanan di bagian timur, dan bahkan hingga ke area Secang di bagian utara. Selain itu, pemasaran wedang uwuh buatan Supriyanto juga sudah menembus berbagai supermarket besar di wilayah Jogja. Hampir semua kerja sama dengan toko oleh-oleh maupun supermarket ini dilakukan dengan sistem konsiyasi.
Untuk proses produksi wedang uwuh ini, Supriyanto dibantu 4 tenaga kerja, khususnya dalam hal packing. Pekerjaan itu bisa dibawa pulang ke rumah masing-masing. Sementara pemasaran dilakukan oleh dua orang. Dengan demikian, wedang uwuh buatan Supriyanto juga berperan menyerap tenaga kerja di sekitar tempat tinggalnya.
Dalam satu bulan, Supriyanto bisa memproduksi wedang lebih dari 2 ribu paper bag. Satu paper bag yang berisi lima bungkus wedang uwuh ini dibanderol dengan harga Rp 6.500,00. Customer atau toko oleh-oleh bisa menjual harga sesuai yang mereka inginkan.
&ldquo;Sebenarnya saya berharap masih bisa mengembangkan produksi wedang uwuh ini, tapi sekarang anak sudah besar dan sudah bekerja, jadi ya akhirnya lebih santai,&rdquo; pungkasnya.

Supriyanto menunjukkan wedang uwuh buatannya.

Usung Inovasi, Wedang Uwuh Buatan Supriyanto Merambah ke Toko Oleh-oleh dan Supermarket 