BEIJING, Jogjaaja.com - Sejumlah media melaporkan bahwa warga kelas menengah di Cina mulai berupaya meninggalkan negerinya.Mengutip kantor berita AFP, tren ini terlihat dari data konsultan imigrasi yang berbasis di Beijing, yang mengatakan perusahaannya menerima permintaan yang begitu besar sejak Maret lalu.Bahkan, tren tidak hanya terjadi di Ibukota Beijing. Salah satu kota terbesar di negara tersebut, Shanghai, permintaan imigrasi meledak hingga tiga kali lipat.Pertanyaannya adalah, apa yang membuat warga Cina berbondong meninggalkan negaranya?Sebagaimana dilaporkan AFP, salah satu alasannya adalah pemberlakukan aturan lockdown Covid-19 yang terlalu keras &nbsp;di Cina.Salah satu warga bernama Allan II mengaku, ia tak melihat masa depan keluarganya di negara itu. Baginya, aturan keras Covid-19 telah menghancurkan bisnisnya, menjungkirbalikkan pendidikan putranya, dan membuat negaranya "tidak sejalan" dengan negara-negara lain di dunia.“Kehilangan yang kami rasakan tahun ini, yang berarti semua sudah musnah," ujarnya, dikutip Minggu (19/6/2022)."Kami telah menggunakan tabungan tunai sendiri untuk membayar 400 pekerja kami (selama lockdown). Bagaimana jika itu terjadi lagi musim dingin nanti?", imbuhnya, yang mengaku akan pindah ke Hongaria untuk melihat peluang di sana.Hal sama juga diungkapkan seorang mahasiswa berusia 20 tahun, yang dikutip secara anonim. Menurutnya, banyak warga kecewa dengan kontrol Beijing yang semakin meningkat selama pandemi."Saya hanya ingin tinggal di negara di mana pemerintah tidak akan mencampuri kehidupan pribadi saya secara kasar," kata perempuan yang berkuliah salah satu universitas elite Beijing tersebut."Kebijakan virus telah memungkinkan pemerintah untuk mengontrol dan memantau semuanya. Mungkin daripada menerima dan beradaptasi dengan sistem ini, kita harus pergi ke tempat lain dan menciptakan kehidupan baru."Pemerintah China sendiri belum memberi tanggapan soal berita ini. Namun, data terbaru yang dikeluarkan AFP menyebut, pemerintah telah memperketat kebijakan keluar negeri. Pada paruh pertama tahun 2021 saja, otoritas imigrasi hanya mengeluarkan 2 persen dari paspor yang diberikan pada periode yang sama tahun 2019. Hal ini tentu akan menyulitkan proses warga yang ingin meninggalkan Cina dalam waktu dekat.Berdasarkan data Worldometers, saat ini ditemukan 949 kasus Covid-19 aktif di China. Shanghai dan Beijing masih menjadi titik kasus tertinggi. Menurut laporan Channel News Asia, Beijing menjadikan kasus kini sebagai perhatian khusus."Saat ini, risiko penyebaran lebih lanjut masih ada,” kata kata juru bicara pemerintah kota Beijing, Xu Hejian, dikutip Minggu (19/6/2022).“Tugas paling mendesak saat ini adalah melacak sumber klaster dan juga mengelola dan mengendalikan risiko," ia menambahkan.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/serial-negeri-jiran-melur-untuk-firdaus-curi-perhatian-ceritanya-mirip-wedding-agreement">Serial Negeri Jiran Melur untuk Firdaus Curi Perhatian, Ceritanya Mirip Wedding Agreement?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/konser-berujung-ricuh-panitia-malam-ambyar-kelompok-musik-strada-di-sky-seven-lippo-plaza-yogyakarta-minta-maaf">Konser Berujung Ricuh, Panitia Malam Ambyar Kelompok Musik Strada di Sky Seven Lippo Plaza Yogyakarta Minta Maaf</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/waduh-shopee-ikutan-phk-massal-untuk-rampingkan-biaya-operasional">Waduh, Shopee Ikutan PHK Massal untuk Rampingkan Biaya Operasional</a></li></ul> Pemerintah pun melakukan pengujian pada sejumlah wilayah penyebaran. Bahkan sejak pecan lalu dikabarkan sejumlah bangunan dan tempat umum telah di-lockdown. (Eff) &nbsp;

night-gebc69ee6a_1280.jpg

Pemandangan malam di kota Shanghai/Pixabay 

Salah satu warga bernama Allan II mengaku, ia tak melihat masa depan keluarganya di negara itu. Baginya, aturan keras Covid-19 telah menghancurkan bisnisnya, menjungkirbalikkan pendidikan putranya, dan membuat negaranya "tidak sejalan" dengan negara-negara lain di dunia.

Warga Cina Berbondong Meninggalkan Negaranya, Ada Apa?