JAKARTA – Financial Stability Board (FSB) atau Dewan Stabilitas Keuangan menganalisis adanya ancaman terhadap stabilitas <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=keuangan">keuangan</a> akibat perkembangan aset <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=kripto">kripto</a>.&nbsp;Menurut laporan analisis FSB yang diterbitkan Kamis, 16 Februari 2022, dikatakan bahwa perkembangan aset kripto yang begitu pesat dapat mencapai titik di mana instrumen tersebut dapat membawa ancaman terhadap stabilitas keuangan global karena skalanya, kerentanan struktural, dan semakin eratnya keterkaitan antara kripto dengan sistem keuangan tradisional.&nbsp;Laporan yang dibuat FSB berfokus kepada pengkajian perkembangan dan kerentanan yang berkaitan dengan tiga segmen pasar, yakni aset digital swasta (contohnya <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=bitcoin">Bitcoin</a>), stablecoin (mata uang kripto yang didukung aset cadangan, misalnya Tether), dan decentralized finance&nbsp;(DeFi).&nbsp;Ketiga segmen itu saling berhubungan dalam ekosistem yang kompleks dan terus berkembang sehingga perlu adanya penilaian secara holistik untuk menilai risiko stabilitas keuangan yang bisa ditimbulkan dari ketiganya.&nbsp;FSB mencatat bahwa meskipun tingkat dan sifat penggunaan aset kripto cukup bervariasi di setiap yurisdiksi, peningkatan risiko stabilitas keuangan dalam lingkup global pun tidak dapat dihindari sehingga menggarisbawahi perlunya evaluasi dan pencegahan.&nbsp;FSB menyoroti sejumlah kerentanan terkait pasar kripto, contohnya penggunaan leverage&nbsp;(utang untuk meningkatkan keuntungan) dalam strategi investasi, tingkat pemahaman investor yang masih rendah tentang aset kripto, kurangnya likuiditas, risiko operasional, ditambah juga dengan kemungkinan penggunaan kripto untuk pencucian uang dan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=kejahatan+siber">kejahatan siber</a>.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/gagalkan-pencurian-sepeda-motor-di-sukabumi-seorang-mitra-driver-raih-apresiasi-dari-gojek">Gagalkan Pencurian Sepeda Motor di Sukabumi, Seorang Mitra Driver Raih Apresiasi dari Gojek</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/sah-bmw-330-e-m-sport-phev-jadi-safety-car-moto-gp-2022-mandalika">Sah, BMW 330e M Sport PHEV Jadi Safety Car MotoGP 2022 Mandalika</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/mantap-tahun-2021-laba-bersih-unaudited-bumn-capai-rp-90-triliun">Mantap! Tahun 2021, Laba Bersih 'Unaudited' BUMN Capai Rp90 Triliun</a></li></ul>Semakin eratnya keterhubungan antara pasar kripto dengan lembaga keuangan pun dinilai dapat dapat berdampak kepada stabilitas keuangan dunia. Menurut FSB, keterkaitan antara lembaga keuangan dan pasar kripto terus meningkat seiring dengan permintaan konsumen terlepas dari volatilitasnya.&nbsp;FSB menilai, jika lembaga keuangan terus melibatkan diri dalam pasar aset kripto, maka neraca dan likuiditas lembaga yang bersangkutan pun dapat terpengaruh dengan cara yang tidak terprediksi.&nbsp;“Jika pertumbuhan skala dan keterkaitan aset kripto dengan lembaga-lembaga ini terus berlanjut, ini dapat berimplikasi pada stabilitas keuangan global,” tulis FSB di situs resminya seperti dilansir <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/aset-kripto-bisa-mengancam-stabilitas-keuangan-dunia-simak-penjelasannya">TrenAsia.com</a>, jaringan media Jogjaaja.com.Kapitalisasi pasar aset kripto mengalami pertumbuhan 350% pada tahun 2021, namun aset kripto tetap menjadi bagian kecil dari keseluruhan aset sistem keuangan global. Walau demikian, bukan berarti ancaman terhadap stabilitas keuangan tidak dapat dapat terjadi.&nbsp;Beberapa platform perdagangan aset kripto saat ini sudah mulai menggabungkan berbagai jenis layanan dan aktivitas, termasuk peminjaman dan penyimpanan.&nbsp;Berdasarkan pantauan FSB, platform-platform itu beroperasi di luar batas yurisdiksi atau tidak sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku sehingga menunjukkan adanya potensi risiko dan merepresentasikan kurangnya transparansi dalam aktivitas yang dilakukan.&nbsp;FSB pun menyatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan dan risiko di pasar kripto, termasuk mengeksplorasi penerapan regulasi serta pengawasan potensial dari aset kripto swasta.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/deretan-nama-jalan-di-yogyakarta-yang-lebih-populer-singkatannya-daripada-kepanjangannya">Deretan Nama Jalan di Yogyakarta yang Lebih Populer Singkatannya daripada Kepanjangannya</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/merapi-park-jogja-tawarkan-vaksinasi-sambil-menikmati-sensasi-keliling-dunia">Merapi Park Jogja Tawarkan Vaksinasi Sambil Menikmati Sensasi Keliling Dunia</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/read/binary-option-makan-banyak-korban-ini-penyebabnya">Binary Option Makan Banyak Korban, Ini Penyebabnya</a></li></ul>Selain itu, FSB juga akan terus memantau dan berbagi informasi terkait pendekatan regulasi dan pengawasan untuk memastikan implementasi yang efektif terhadap aset kripto. (*)

bitcoin-2007769_1920

Financial Stability Board (FSB) atau Dewan Stabilitas Keuangan menganalisis adanya ancaman terhadap stablitas keuangan akibat perkembangan aset kripto.

Waspada, Aset Kripto Ancam Stabilitas Keuangan Dunia, Ini Penjelasannya